Tulisan Ke Dua Puluh Satu – Mempersiapkan Pernikahan

Berapa usia yang tepat untuk menikah?

Tentu saja jawaban setiap orang akan berbeda-beda sesuai dengan pertimbangan mereka mulai dari kesiapan mental, pekerjaan ,keluarga, teempat tinggal dan faktor lainnya. Pada umumnya seseorang menikah pada usia 20 an (18-27 tahun). Namun, ada juga yang menikah di luar usia tersebut karena pertimbangan lain termasuk belum menemukan jodohnya. Sebnarnya tidak masalah mau menikah muda maupun tidak karena yang menjalani pernikahan adalah orang tersebut bukan orang yang berada di sekitarnya. Sehingga seseorang perlu bersabar atau mengabaikan berbagai komentar miring dari sekitar hanya karena belum menikah saat teman-teman seuisianya sudah menikah dan memiliki anak. Menurutku sedikit menunda pernikahan untuk menyiapkan pernikahan itu lebih baik daripada terburu menikah karena tidak tahan dengan pertanyaan kapan nikah. Menikah itu sesuatu yang sakral dan harus di jaga dengan sebaik-baiknya sehingga untuk membuat keputusan ke arah sana pun juga memerlukan pertimbangan yang baik.

Lalu bagaiamana dengan aku sendiri?

Kalau aku tipe orang yang tidak ingin terburu-buru dengan pernikahan karena aku tidak ingin membuat keputusan secara gegabah untuk hal yang besar seperti pernikahan. Aku ingin mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum menikah. Ada hal-hal yang perlu aku tuntaskan dulu sebelum mneikah seperti harus lulus kuliah terlebih dahulu sehingga tidak menjadi beban finansial saat menikah. Walaupun ada beberapa orang yang memutuskan untuk menikah selama masih kuliah ya menurutku tidak masalah selama mereka mampu menjalaninya. Kemudian aku ingin belajar mengotrol hobiku sebelum menikah karena terkadang hobi yang di lakukan oleh seorang suami membutuhkan waktu yang cukup banyak sehingga mengurangi kebersamaan bersama keluarga. Dan tak jarang hal itu bisa berubah menjadi sebuah konflik antara suami dan istri. Terutama hobi yang membutuhkan banyak uang misalnya memelihara ikan hias, memnbeli bunga ias yang mahal, membeli perlengkapan kendaraan yang mahal dan lain-lain. Walaupun hobiku adalah menulis dan tak menghabiskan banyak biaya tetapi cukup menyita waktu terutama tulisan yang aku posting di media sosial. Sebelum menikah aku ingin memuaskan diri dengan berbagai karya terlebih dahulu mulai dari tulisan, desain canva, video dan lain-lain. Sehingga ketika menikah nanti bisa meluangkan waktu seperlunya untuk hobiku karena sebagian besar hobiku sudah aku curahkan sebelum aku menikah.

Lalu apa yang sudah aku persiapkan untuk pernikahan ?

Karena pernikahan adalah sebuah keputusan besar seumur hidup maka untuk menjemputnya juga memerlukan beberapa persiapan, lalu apa sajakah yang sudah aku persiapkan sebelum menuju pernikahan :

 

Mengikuti webinar parenting

Dulu aku berpikir kalau nanti setelah menikah akan mulai belajar ilmu-ilmu tentang pernikahan sehingga ilmunya bisa langsung terpakai. Tapi seiring berjalannya waktu aku sering melihat adanya berbagai permasalahan yang terjadi dalam pernikahana seseorang seperti kesalahpahaman dalam memahami perbedaan gaya komunikasi suami dan istri, kesalahan pola asuh yang terjadi secara turun menurun, konflik ekonomi, keluarga besar dan berbagai konflik lain yang selalu terulang-ulang. Hal itu menyadarkanku kalau aku harus mulai mempelajari ilmunya mulai dari sebelum menikah. Walaupun ilmunya belum bisa terpakai sekarang tapi setidaknya sudah menyiapkan bekal, mengetahui gambaran tentang dunia pernikahan. Adapun beberapa usaha yang sudah ku lakukan seperti mengikuti kuliah whatsapp maupun telegram yang membahas tentang pernikahan, aku juga mengikuti kelas pranikah secara online.  Walaupun nanti akan ada ilmu yang terlupakan atau tidak bisa di praktekan secara langsung tapi aku bisa membuka kembali materinya agar bisa mengingat sesuatu yang pernah aku pelajari dan mencoba mempraktekkannya lagi.

Ah, itu kan hanya teori saja ilmunya?

Ilmunya memang bebentuk teori tapi sudah di praktekkan oleh pematerinya sehingga sudah ada yang membuktikannya. Minimal dengan memahami gambarannya akan mempermudah kita dalam mengambil keputusan ketika terjadi sesuatu di dalam pernikahan.

 

Menghindari akun-akun baper

Banyak sekali jenis akun yang terdapat di instagram mulai akun edukasi, hiburan, akun baper, kontovesi, bisnis dan berbagai jenis akun lainnya. Sebelum menikah sebisa mungkn perlu belajar untuk unfollow akun-akun yang membuat kita terbawa rasa atau baper melihat konten uwu. Hal ini bertujuan untuk menghindari akal dan hati dari banyak berkhayal dan sulit menerima kenyataan yang ada. Sebenarnya boleh saja kita membaca microblog atau akun-akun yang membahas seputar pernikahan tapi kita perlu pandai-pandai dalam memilih akun, pilih akun yang isinya cenderung pada ilmu atau berbagi pengalaman tanpa banyak meromantisasi kejadian karena dengan adanya akun yang lebih banyak berisi ilmu akan membuat kita bertambaha wawasan kita untuk mempersiapkan masa depan.

 

Berdamai dengan masa lalu

Kita hidup dalam tiga waktu yaitu hari kemarin/masa lalu, hari ini dan hari esok/masa depan. Tak jarang berbagai hal yang sudah pernah terjadi di masa lalu membayang-bayangi langkah perjalanan hidup kita. Ada perasaaan khawatir kejadian di masa lalu terulang lagi, ada perasaan yang belum selesai, dan berbagai keresahan yang terbawa-bawa sampai hari ini bahkan masa depan. Dan semua itu adalah pr-pr yang harus di selesaikan sebelum menuju ke jenjang pernikahan agar tidak menambah pr-pr dalam pernikahan.

 

Belajar menahan diri

Setiap hari selalu ada hal-hal yang berada di luar ekspetasi atau harapan kita. Ada hal-hal yang ingin sekali kita komentari bagian-bagian yang kurang kita sukai. Jika hal itu kita biarkan maka bisa menjadi pemantik berbagai konflik dalam pernikahan. Sehingga sebelum menikah perlu belajar menahan diri agar tidak mudah mencela atau mengomentari sesuatu yang kurang sesuai dengan keinginan kita. Sebenarnya menahan diri itu luas , tak hanya menahan diri dari hal-hal yang kurang kita sukai tapi juga menahan diri  dari sikap mudah berjanji, berhutang, lari dari permasalahan, dan berbagai sifat negatif lainnya.

 

Berkomunikasi dengan orang tua

Sebenarnya hal ini sangat penting sekali untuk menyamakan pola pikir antara orang tua dan anak tentang kriteria pasangan yang tepat untuk anaknya karena tak jarang ada kejadian seorang menantu tidak cocok dengan keluarga suaminya. Sehingga di perlukan adanya komunikasi sebelum menuju ke pernikahan supaya bisa sama-sama saling menerima dan memahami perbedaan yang ada diantara dua keluarga. Namun, untuk hal ini belum bisa ku lakukan saat ini karena aku masih berada di semester akhir dan belum memiliki pekerjaan sehingga belum cukup alasan yang kuat untuk membahas  hal ini. Aku memiliki rencana agar kelak saat sudah bekerja aku akan membuka pembicaraan tentang hal ini. Semoga saja sempat.

 

Nah, itu tada adalah beberapa hal yang au persiapkan sebelum menuju ke jenjang pernikahan. Dan setiap orang tentunya memiliki persiapan yang berbed-beda. Apapun itu persiapannya tetaplah menjadi sesutu yang penting sebelum mengambil keputusan besar yang bernama pernikahan. Semoga Allah memudahkan langkah-langkah kita dalam mempersiapkan diri menuju pernikahan sehingga bisa memiliki keluraga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Aamiin.


Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Silahkan memberikan komentar dan menunggu saya memberikan balasan terhadap komentar anda.

Lebih baru Lebih lama