Aku adalah orang kedua yang bisa mendapatkan kesempatan untuk menjalani perkuliahan setelah kakak keponakanku di dalam keluarga besarku. Sedangkan dalam keluargaku sendiri baru aku sendiri yang menjalani perkuliahan. Alhamdulillah, ini adalah kesempatan yang baik untukku agar lebih berkembang daripada sebelumnya. Selama menjalani perkuliahan tentu ada suka dan duka yang terjadi. Ada banyak hal yang bisa disyukuri dari berbagai hal yang terjadi tersebut antara lain :
Belajar hidup mandiri saat jauh
dari orang tua
Sebagai seorang anak rumahan, aku
tidak pernah bepergian jauh kalau tidak bersama dengan orang tua. Kalau pun
pergi ke luar kota pun hanya saat ada study tour, selebihnya hanya bersepeda di
wilayah kabupaten tempat tinggalku. Dan untuk pertama kalinya ketika aku
mengikuti tes SBMPTN di Malang mengharuskanku untuk bepergian sendirian tanpa
ditemani oleh siapa pun dan saat itu juga pertama kalinya naik kereta api. Sebagai
seseorang yang pertama kali datang ke luar kota tentunya agak merasa bingung
arah tujuan selanjutnya . Namun, Alhamdulillah aku memiliki teman SMA yang pada
waktu itu berkuliah di Malang dan aku bertanya-tanya tentang kode angkutan umum
sehingga aku bisa sampai di tujuan.
Berikut ini beberapa kode
angkutan umum yang ada di Malang :
AL : Arjosari- Landung Sari (
Angkot yang melayani perjalanan di wilayah terminal Arjosari sampai terminal Landung
Sari Malang).
LG / GL : Landung Sari – Gadang (Angkot yang melayani
perjalanan di wilayah terminal Landung Sari sampai daerah Jalan Gadang Malang).
LH : Landung Sari – Hamid Rusdi (Angkot
yang melayani perjalanan di wilayah terminal Landung Sari sampai daerah jalan Hamid Rusdi Malang).
ADL : Arjosari – Dinoyo – Landung
Sari
AH : Arjosari – Hamid Rusdi
AT : Arjosari – Tidar
ABG : Arjosari – Borobudur –
Gadang
AMG : Arjosari – Mergono – Gadang
Wah, lumayan unik juga ya
kode-kode angkotnya. Oke kita kembali ke bahasan belajar hidup mandiri. Jadi
ketika kita hidup jauh dari orang tua maka kita perlu belajar untuk bisa
mengatur dan menjaga diri sendiri. Belajar untuk bisa mengatur keuangan yang
kita miliki, mengutamakan kebutuhan di bandingkan keinginan, menjaga keamanan
diri sendiri dan tempat tinggal, menjaga makanan yang kita konsumsi , menjaga
komitmen dan berbagai hal yang awalnya selalu dibantu orang tua pun kini banyak
yang perlu di lakukan sendiri. Menurutku hal ini penting untuk mempersiapkan
diri kita karena tak selamanya kita bergantung pada orang tua apalagi ketika
kita sudah berkeluarga kelak. Semoga perantauan ini membawa manfaat kebaikan
untuk masa depan.
Ikut kegiatan kerelawanan
Pada waktu itu aku sempat
mengikuti kegiatan LC 1 yang diadakan oleh Dompet Dhuafa Jawa Timur dan
ternyata berawal dari kegiatan tersebutlah aku bisa mengikuti beberapa kegiatan
lainnya seperti kegiatan berbagi buka puasa, lapak baju preloved, Wisata
Ramadhan, Voluntrip ke desa Kalianan Probolinggo, Kunjungan ke rumah penerima
manfaat dan beberapa kegiatan penyemprotan masjid dan RRI untuk meminimalisir
penyebaran virus corona. Sebenarnya banyak sekali kegiatan kerelawanan yang
belum sempat aku ikuti seperti pelatihan siaga bencana di Probolinggo, LC 3,
International Volunteer Day, Sedekah Makan Siang, Berbagi Kotak Kebaikan,
Relawan Rumah Baca, dan beberapa kegiatan kerelawanan lainnya. Semoga suatu
hari nanti aku bisa berkesempatan lagi untuk bisa mengikuti kegiatan ke
relewanan. DI dunia kerelawanan aku bertemu dengan orang-orang hebat yang
berbagi semangat, jasa dan harta benda secara tulus untuk membantu sesamanya
merskipun bisa jadi para donatur dan relawan itu juga membutuhkan bantuan tapi
mereka mengutamakan orang lain di atas diri mereka sendiri. Sungguh aku masih
jauh di bawah mereka dan semoga saja suatu hari bisa bermanfaat seperti mereka.
Mendapat Beasiswa Etos
Satu tahun sebelum aku kuliah itu
sebenarnya aku sudah mengetahui tentang beasiswa Etos. Namun, waktu itu aku
berpikir kalau beasiswanya hanya ada satu periode sehingga aku tidak mendaftarnya,
selain itu aku juga menunda 1 tahun perkuliahanku karena aku harus bekerja
terlebih dahulu. Dan Alhamdulillah di
tahun kedua perkuliahanku, aku di beri kesempatan untuk mendapatkan beasiswa
etos. DI dalam beasiswa ini juga terdapat fasilitas seperti yang terdapat dalam
beasiswa bidikmisi seperti fasilitas uang saku dan uang kuliah. Apabila
mendapatkan dua beasiswa maka uang saku dan uang kuliahnya di berikan oleh
salah satu saja yaitu bidikmisi. Nilai plus dalam beasiswa Etos adalah adanya
fasilitas asrama sehingga kegiatan penerima manfaatnya bisa lebih terkontrol/
terpantau oleh pembina etos mulai dari kegiatan sehari-hari, organisasi yang
diikuti, pencapaian akademik, pengembangan diri dan lain-lain. Setiap pagi
selalu ada kegiatan pembinaan harian dan setiap bulan selalu ada pembinaan
bulanan yang mendatangkan pemateri dari berbagai bidang supaya para penerima
manfaat beasiswa bisa lebih berkembang. Ini adalah sebuah kesempatan yang
istimewa sekali.
Pikiran menjadi lebih terbuka
Mungkin dulu sebelum aku merantau
ke luar kota, aku termasuk orang yang kaku sehingga ketika ada hal yang tidak
sesuai dengan sesuatu yang ada di lingkungan sekitarku maka hal itu ku anggap
sebagai sesuatu yang salah. Tapi seiring berjalannya waktu ketika di kota lain
aku menemukan berbagai perbedaan akhirnya aku pun belajar untuk lebih terbuka
dan tidak mudah menghakimi/ menyalahkan adanya sebuah perbedaan karena dimana
pun kaki kita berpijak pasti ada perbedaan yang kita temui. Jika hal itu baik
untuk kehidupan kita bisa kita ambil, jika tidak baik maka sebaiknya kita
tinggalkan.
Bertemu dengan teman dari
berbagai daerah
Jika dulu aku hanya memiliki
teman yang berasal dari lingkungan sekitar tempat tinggalku maka Alhamdulillah
ketika aku kuliah , aku pun diberikan kesempatan untuk bertemu teman dari
berbagai daerah yang ada di fakultas maupun fakultas lain. Aku juga bertemu
teman dari kampus lain yang ada di sekitar kampusku maupun teman dari kampus
lain seperti UNS dan Unnes. Pada waktu itu ketika ada acara temu etos Nasional
pun aku bertemu dengan teman-teman se Nusantara. Ah, semoga saja suatu hari
nanti bisa bertemu dengan mereka lagi karena pada waktu itu belum cukup waktu
untuk bercakap-cakap.
Nah, itu tad adalah beberapa hal yang bisa aku syukuri selama kita mendapat kesempatan untuk menjalani perkuliahan. Tapi sebenarnya kenikmatan itu banyak sekali yang harus di syukuri dan tentunya kita tidak dapat menghitungnya satu persatu. Semoga kita selalu dimudahkan untuk bersyukur, Aamiin.