Seseorang yang mungkin sudah lama
kau kenal tapi hanya sempat berjumpa dalam beberapa menit saja tapi perjumpaan
itu terasa sangat berharga. Saat itu banyak hal yang ingin kamu katakan kepada
oorang itu tapi lidahmu mendadak kelu sehingga hanya sedikit sekali yang kamu
tanyakan sebatas bertanya bagaimana kabarnya, ada acara apa berkunjung ke kota ini, kesini naik
kendaraan apa? Hanya basa-basi singkat saja. Kamu merasa senang saat ia
memperkenalkanmu pada teman-temannya. Sore itu ia kembali ke kota asalnya
karena memang keperluannya di kota ini sudah selesai. Kau hanya bisa
mengantarnya sampai gerbang lalu melihat bayangannya yang semakin memudar dan
menghilang. Beberapa jam kemudian kamu pun bertanya lagi untuk memastikan kalau
ia telah sampai di kota asalnya dengan selamat.
Hari itu sudah berlalu beberapa waktu
yang lalu tapi ingatanmu tentang orang itu masih tertanam kuat. Kalian masih
sering berkomunikasi seputar hobi kalian, perkuliahan dan kadang berbagi
pengalaman. Ya kalian tidak pernah membahas tentang perasaan sehingga kamu
tidak pernah tahu bagaimana perasaannya padamu dan bagaimana perasaanmu
padanya. Kamu bersikap semuanya baik-baik saja. Kan memang hanya sebatas teman.
Hari-hari telah berlalu dan
perasaanmu padanya kian membuncah dalam hatimu. Ingin mengatakan semuanya
dengan penuh kejujuran tapi dirimu merasa sangat tak pantas baginya. Dia
memiliki banyak prestasi, hebat dalam berorganisasi, sudah sering ke luar
negeri, punya banyak kontribusi sesuai bidang keilmuannya dan disukai banyak
orang. Dia sering bertemu dan berkumpul dengan seseorang yang hebat yang
apabila disebutkan nama mereka, kau pun akan langsung bertepuk tangan. Ia
begitu fasih ketika menjadi narasumber dan menumbuhkan keberanian tuk bermimpi
yang tinggi. Dia disukai banyak orang. Kemudian kamu melihat dirimu yang
biasa-biasa saja, minim prestasi, hanya anggota biasa di organisasi, belum pernah
keluar negeri, belum berkontribusi sesuai bidang keilmuan, lebih suka memendam
daripada menyampaikan sesuatu di depan umum, dan hanya sedikit teman. Perlahan
kamu merasa minder dan perlu untuk mundur teratur. Kamu pernah mencoba untuk
menghilang dari kehidupannya, unfollow sosial medianya, hapus komentar di
channel youtubenya, hapus nomor hpnya. Sungguh kamu tidak ingin menjalin
komunikasi yang membuat hatimu semakin berharap padanya. Lalu kamu bertanya
apakah ia akan mencarimu?
Ternyata tidak, beberapa bulan
kau menghilang dari kehidupannya dan dia tidak mencarimu sama sekali. Kau
sempat berpikir “Lah, memang aku siapa kok ingin di cari olehnya”. Tapi sejenak
kemudian kamu berpikir positif “Mungkin dia berpikir kalau aku sedang sibuk
sehingga ia tak ingin mengganggu kesibukanku”. Kau selalu berpikir positif
tentangnya. Belum pernah ada alasan untuk membencinya.
Suatu hari ia menghubungimu
kembali karena memerlukan bantuanmu dan kamu pun langsung membantunya lebih
dari yang dia minta. Kamu tak berpikir “dia hanya mencariku saat ada butuhnya”.
Kau selalu berpikir “Dia sedang memerlukan bantuanku untuk melakukan sesuatu
yang baik maka aku harus membantunya”. Ia pun merasa senang dan kau juga ikut
merasa senang. Entah perasaan macam apa ini. Tapi sebisa mungkin kamu menahan
diri untuk tidak menghubunginya terlebih dahulu agar kamu tidak terlalu
berharap seperti dulu, kamu menahan diri untuk tidak mengoomentari statusnya
bahkan kamu mute statusnya agar kamu tidak tahu kalau ia telah membuat status
baru. Mungkin terkadang terlihat agak jahat ketika ingin menghilangkan kabar
seseorang dari kehidupan kita. Tapi tidak ada salahnya kan kalau kita berusaha
menjaga hati kita agar tidak terluka? Dan mungkin diammu juga untuk menjaga
hatinya agar tidak kecewa maupun berharap berlebihan. Kamu sadar kalau dia
sedang berjuang untuk menjadi yang terbaik bagi keluarga dan juga adik-adiknya
sehingga kamu menahan diri dri mengatakan sesuatu yang mungkin bisa mengacaukan
pikirannya atau membuatnya terlena dari jalan juangnya. Kamu hebat, jagalah
rasamu untuk tidak diungkapkan sebelum waktunya. Tempalah dirimu dengan ilmu
dan sibukkan dengan kebaikkan agar hatimu tak disibukkan dengan harapanmu
kepadanya. Jika kelak kalian memanng berjodoh maka kau akan dipersatukan
dengannya. Dan jika kalian tidak berjodoh maka kau pasti akan menemukan
seseorang yang sama-sama menjaga hati sepertimu.
Bersabarlah, jodohmu akan datang
tepat waktu.