Tulisan Hari Ke Delapan Belas- Menikmati Kesendirian


Kalau di hitung-hitung rasanya waktu begitu cepat berlalu ya. Padahal beberapa waktu yang lalu kita masih menjadi seorang anak TK, belajar menulis dan menghafal angka, dan bermain perosotan. Kemudian beberapa waktu kemudian sudah masuk sekolah SD membeli mie lidi pedas, makaroni, senam pagi setiap hari, jantung berdebar menghadapi UASBN. Berlanjut ke sekolah SMP dan SMA yang semakin padat kegiatan akademiknya dan sekarang sudah menjadi seorang mahasiswa atau sudah ada yang mulai bekerja. Semua terasa seperti mimpi. Kita tidak menyangka sudah melalui waktu yang begitu panjang. Perlahan-lahan aku menyadari kalau usiaku sudah tak lagi remaja tapi menuju dewasa awal, iya 24 tahun. Masa-masa yang kata orang-orang disebut sebagai Quarter Life Crisis karena pada usia ini banyak keputusan besar yang harus di ambil. Ada yang melanjutkan pendidikannya, ada yang membangun karir, ada yang membangun rumah tangga bersama dengan keluarga kecilnya dan ada pula yang masih mencari jati dirinya seperti diriku ini misalnya. Tak jarang pada masa-masa ini muncul perasaan kegalauan karena merasa tertinggal oleh teman-teman di sekitar kita ang terlihat melangkah jauh lebih cepat daripada diri kita yang masih berada disini-sini saja. Teman-teman sudah mulai bekerja sedangkan aku masih berusaha untuk bisa lulus dari perkuliahan ini, teman-teman sudah menemukan jodohnya, bersatu dalam ikatan suci pernikahan bahkan sudah ada yang memiliki bayi yang menggemaskan sedangkan aku masih belum mengetahui dimanakah jodohku dan tidak juga sedang dekat dengan siapa pun. Teman-temanku sudah memeluk impian-impian mereka sedangkan aku masih meraba-raba impianku yang manakah yang mesti aku perjuangkan karena terlalu banyak hal yang ingin ku capai, tak cukup umurku tuk mewujudkan semuanya. Ah, rasanya akan selalu ada yang kurang lengkap dalam hidup ini jika selalu membanding-bandingkan kenikmatan yang kita peroleh dengan kenikmatan orang lain. Dan mungkin aku akan sulit bahagia jika standar kebahagiaanku adalah standar kenikmatan yang di dapatkan oleh orang lain. Padahal aku juga belum tentu memerlukan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain.

 

Dalam beberapa waktu ini aku kurangi intensitasku dalam membuka media sosial dan aku mute semua status whatsapp di hpku supaya tidak ada pemberitahuan notifikasi setiapkali ada status terbaru dari teman. Mungkin dengan cara itu aku bisa berusaha menjaga hatiku dari perasaan membanding-bandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain. Bukankah apa-apayang di tampilkan seseorang di media sosial hanyalah sebagian kecil bagian terindah dari kehidupan seseorang? Sedangkan kita tidak pernah tahu kalau di balik semua itu terdapat banyak hal pahit yang tidak pernah mereka ceritakan di media sosial. Jadi, sudah semestinya diri ini belajar bersyukur dengan apa yang sudah ada saat ini dan tidak mudah iri dengan apa yang mereka miliki.

 

Perihal kesendirian memang tak jarang kesendirian ini menghadirkan perasaan kesepian. Ingin rasanya aku mengakhiri semua kesepian ini dengan hadirnya seseorang tapi apakah kehadiran seseorang hanya sebagai pelarian dari kesepian? Ah, tentunya tidak, terlalu jahat rasanya jika memang begitu. Tak perlulah diri ini  terlalu menggalaukan kesndirian ini. Bukankah kesendirian ini adalah waktu yang tepat untuk menempa diri menjadi lebih baik lagi. Masih banyak impian yang harus ku capai. Aku bisa mengisi hari-hariku dengan menuliskan kisahku, melatih kemampuanku dalam berbicara, melatih mengetik 10 jari, meningkatkan kemampuan berbahasa inggris. Ah, masih banyak sekali yang perlu ku lakukan. Oh, iya selagi masih dalam kesendirian ini menjadi kesempatan yang baik untuk belajar ilmu seputar pernikahan dan parenting karena kedua ilmu tersebut sangat diperlukan saat menjalani kehidupan rumah tangga kelak. Bukankah lebih baik menyiapkan bekalnya dari jauh-hjauh hari daripada mendadak saat sudah berkeluarga baru belajar ilmu tentang keluarga? Ya walaupun nanti akan banyak hal yang berbeda saat sudah menikah, ada yang relevan dan tidak relevan dengan ilmu yang kita pelajari tapi setidaknya dengan adanya ilmu membuat kta mengetahui bagian mana saja yang perlu di perbaiki.

Lalu perihal jodoh bagaimana? Aku masih belum tahu kapan jodohku akan datang atau ku temukan tapi yang pasti aku akan menyiapkan diriku terlebih dahulu sebelum aku bertemu dengannya. Aku tak ingin terlalu galau menunggu dan tak berharap pada siapapun agar hati ini tak terlalu menanggung kekecewaan yang teramat dalam. AKu yakin dia pasti akan datang disaat yang tepat. Jadi tak ada alasan lagi untuk mengutuki masa-masa kesendirian ini karena suatu hari kita pasti akan merindukan masa-masa ini. Sekali lagi manfaatkan masa-masa ini untuk banyak menempa diri agar tak ada sesal di kemudian hari.

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Silahkan memberikan komentar dan menunggu saya memberikan balasan terhadap komentar anda.

Lebih baru Lebih lama