Berdamai dengan Overthinking (Tulisan hari ke Dua Belas)


Overthinking merupakan sebuah kebiasaan memikirkan segala sesuatu secara berlebihan dan berulang-ulang. Tak jarang seseorang yang overthinking menyusun berbagai rencana untuk mengantisipasi hal yang belum terjadi. Sebenarnya hal ini ada manfaatnya juga untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Namun, disisi lain jika kita overthinking sepanjang waktu maka akan membuat pikiran dan fisik kita menjadi mudah lelah. Biasanya overthinking terjadi ketika kita terlalu takut dengan sesuatu yang belum terjadi. Misalnya saat mencoba memposting sebuah karya lalu takut kalau karya itu tidak layak untuk di posting, takut dinilai buruk oleh orang lain, takut tidak mendapatkan apresiasi, takut mendapat sebuah ekspetasi dari orang lain dan segala hal yang tidak bisa kita kendalikan. Selain itu overthinking terjadi ketika kita terlalu memikirkan respon orang lain terhadap keputusan yang akan kita ambil seperti misalnya aku mengambil jurusan kuliah ini kira-kira mereka setuju atau tidak ya? Kalau aku memiliki prinsip hidup seperti ini kira-kira mereka tetap mau berteman dengan aku apa tidak ya? Kalau aku ikut kegiatan ini kira-kira di dukung oleh teman-teman apa tidak ya? Jadi kebanyakan overthinking itu bentuknya pemikiran tentang sesuatu yang masih meraba-raba atau belum terjadi. Tak jarang sesuatu yang terjadi sangat jauh berbeda dengan apa yang kita pikirkan. Coba deh kita ingat-ingat kembali seberapa sering kita mengkhawatirkan sesuatu tapi ternyata tidak separah kekhawatiran kita. Khawatir kalau mengambil jurusan kuliah ini nanti tidak disetujui oleh orang sekitar kita, padahal kan yang menjalani perkuliahan kita, yang mengetahui kemampuan kita ya diri kita sendiri. Walaupun akan selalu ada orang yang tidak setuju dengan pilihan kita tapi pasti akan selalu ada yang setuju dengan pilihan kita. Begitu pula dengan pilihan-pilihan lainnya. 


Dulu aku sering sekali terlalu mengkhawatirkan tentang penilaian orang lain kepadaku. Aku ingin sekali menyenangkan semua orang. Apapun yang bisa ku lakukan untuk mereka akan aku lakukan selama itu tidak melanggar aturan agama dan aturan lainnya. Pokoknya menjadi yes man lah istilahnya. Ketika sedang ada deadline dan ada yang memerlukan ebook langsung aku carikan walaupun tidak meminta tolong kepadaku, di ajak beli makan di luar langsung aku turuti walaupun sedang berhemat, diajak berkumpul untuk sebuah acara tetap datang walaupun sebenarnya sedang ingin beristirahat. Aku tetap tidak dapat menyenangkan semua orang, tetap selalu ada orang yang tidak menyukaiku dan menjadikanku sebagai tokoh antagonis dalam cerita mereka walaupun aku selalu berusaha bersikap baik dan menjaga nama mereka. Hingga tiba disuatu titik aku harus menerima kenyataan kalau aku tidak bisa menyenangkan semua orang. Dan aku tidak perlu terlalu overthinking memikirkan apa penilaian orang lain terhadapku karena itu hal-hal yang tidak bisa aku kendalikan. Sejak saat itu aku pun berusaha untuk tidak terlalu khawatir dan overthinking dengan penilaian orang lain. Kalau pun mereka tidak menyukai pilihan atau jalan hidupku ya sudah itu bukan menjadi permasalahanku selama aku tidak merugikan mereka. 
Selama beberapa tahun aku jatuh bangun menghadapi overthinking yang ku miliki. Dan sepertinya overthinking ini berhubungan dengan hal lain seperti perfeksionisme, insecure dan prokrastinasi. Sifat overthinking yang membuatku memikirkan segala sesuatu memunculkan sifat insecure sebelum mencoba sesuatu, takut kalau hasilnya tidak sempurna (perfeksionis), takut gagal, takut kalau menimbulkan permasalahan sehingga aku mengalami prokrastinasi (penundaan pekerjaan) berkepanjangan. Namun, semakin ditunda semakin overthinking, kadar insecure semakin tinggi dan perfeksionismenya tak kunjung menghilang. Akhirnya semakin berlarut-larut dalam lingkaran overthinking.


Biasanya ketika aku sedang overthinking maka aku tidur sejenak agar pikiranku bisa beristirahat dari pikiran yang random dan menjadi lebih segar ketika aku sudah terbangun dari tidur. Selain itu aku juga menulis jurnal harian tentang hal-hal yang sedang aku pikirkan atau aku rasakan pada saat itu supaya pikiranku bisa tersalurkan dan tidak menumpuk dalam otakku. Beberapa kali juga aku melakukan teknik grounding untuk membuat pikiran kembali fokus pada sesuatu yang sedang aku kerjakan pada saat itu. Aku belajar melepas apa-apa yang membebani diriku. Belajar memaafkan apa-apa yang sudah terlanjur terjadi dalam hidupku juga termasuk caraku untuk mengurangi overthinking. Nah, itu tadi dalah ceritaku dalam berusaha berdamai dengan overthinking, kalau kamu?
 

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Silahkan memberikan komentar dan menunggu saya memberikan balasan terhadap komentar anda.

Lebih baru Lebih lama