Berlomba dengan siapa?

Waktu berjalan dengan cepat. Hari-hari terus berlalu. Baru saja bangun tidur pagi tiba-tiba sudah larut malam lagi. Sedangkan masih banyak urusan yang belum selesai. Kemudian aku membuka instagramku dan ku lihat teman-temanku sudah meroket bersama impian-impian mereka. Mereka terus bertumbuh sedangkan aku terus mengecil. Ah, lagi-lagi aku tertinggal dan selalu tertinggal oleh mereka. Mereka yang berlari terlalu cepat ataukah aku yang terlalu lambat?

Perlahan muncul penyesalan tentang jatuh bangunku di hari-hari yang telah berlalu. Kenapa ya kemarin aku belajar mencoba banyak hal baru? Seandainya aku bisa fokus pada satu hal, pastinya aku sudah bisa meroket bersama teman-temanku. Ah, seandainya aku tahu semuanya akan seperti ini tentu saja aku tak akan mengambil keputusan-keputusan yang kemarin itu.

Antara rasa bersalah, rasa takut dan sesal pun bercampur aduk dalam hatiku. Aku menepi dan menenangkan diri. Menarik nafas panjang-panjang dan melepaskan perlahan-lahan. 

Lalu aku bertanya kepada diriku "sebenarnya aku itu sedang berlomba dengan siapa sih? Berlomba dengan orang lain? Apakah mereka pernah mengajakku berlomba? Tidak kan? lalu kenapa hatiku risau hanya karena melihat hal indah yang ku temukan di feed sosial media orang lain. Bisa jadi itu adalah sebagian kecil hal indah yang bisa mereka post di balik jutaan berbagai hal berat yang mereka lalui dalam kehidupan. Dan bukankah selama ini lebih banyak hal indah yang ku alami daripada hal buruknya?

Aku meraba telingaku masih utuh dan mendengar dengan jelas, kedua mataku masih bisa melihat, kesepuluh jariku masih bisa mengetik tulisan ini, lubang hidungku masih bisa menghirup udara segar, lidahku masih bisa menikmati makanan. Bukankah semua itu adalah kenikmatan yang bisa ku rasakan tanpa harus membayar biaya kepada Allah. lalu kenapa aku menjadi lupa bersyukur hanya karena melihat satu kenikmatan yang ada pada diri orang lain?

Kembali ke soal lomba, sebenarnya kita tidak sedang berlomba dengan orang lain. Tapi kita sedang berlomba dengan waktu. Dari waktu-waktu yang telah kita lalui apakah hari ini kita semakin lebih baik daripada hari sebelumnya ada tidak? Bukankah setiap waktu yang kita lalui akan selalu di mintai pertanggung jawaban di akhirat kelak? Bukankah kehidupan di dunia ini hanya sekali setelah itu kita tidak punya kesempatan lagi untuk menjalani kehidupan dunia lagi karena alam kita sudah berganti ke alam yang abadi. Astaghfirullah, semoga kita semua termasuk orang-orang beruntung yang bisa memanfaatkan waktu untuk melakukan kebaikan. Aamiin.

 

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Silahkan memberikan komentar dan menunggu saya memberikan balasan terhadap komentar anda.

Lebih baru Lebih lama