Salahkah menjadi kaya?

Jaman terus mengalami perkembangan dan kebutuhan hidup semakin meningkat. Apabila jaman dahulu yang penting memiliki rumah , pakaian dan bisa makan setiap hari sudah cukup  maka saat ini kebutuhan bertambah dengan kebutuhan alat komunikasi da transportasi. Dan untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut tentunya memerlukan uang untuk membelinya. Semakin hari harga kebutuhan hidup juga mengalami peningkatan sehingga di butuhkan kemumpuan finansial yang bagus atau dengn kata lain menjadi kaya. 

Banyak orang yang berlomba-lomba menjadi kaya agar bisa memperoleh kepuasan dalam hidup. Tapi disisi lain ada orang yang takut menjadi kaya karena takut apabila hisabnya lama. 
Takut apabila kaya akan menjadi sombong.
Takut kalau kaya nanti jadi seperti orang yang mengejar dunia padahal dunia tidak di bawa mati. Takut kalau kaya nanti menjadi tidak punya banyak waktu bersama keluarga. 
Takut kalau kaya nanti tidak bisa zuhud.
Dan berbagai ketakutan lain yang menjadikan seseorang sulit kaya. Dan banyak kebutuhan hidupnya tidak dapat tercukupi dengan baik.

Lalu muncul sebuah pertanyaan "Salahkah menjadi kaya?"

Tentu saja jawabannya tidak selama jalannya benar untuk memperoleh kekayaan secara halal dan menggunakan kekayaan untuk hal-hal yang baik.

Tapi kan Rasulullah penampilannya sangat sederhana. Berarti kan tidak kaya.

Yakin rasulullah tidak kaya?
Ketika menikah dengan Khadijah, Rasul pun memberikan mahar 20 ekoor unta muda terbaik ( sekitar 7,2 milyar). Selain itu Rasulullah juga banyak menggunakan hartanya untuk membantu kepentingan umat. Sehingga dapat di simpulkan kalau Rasulullah itu sangat kaya namun sederhana dalam menjalani kehidupan.

Begitu pula dengan para sahabat nabi seperti khalifah  Usman Bin Affan yang tabungannya tetap ada dan terus berkembang hingga saat ini. Beliau membeli sumur untuk kepentingan bersama, menyedekahkan 300 unta dan berbagai kebutuhan lainnya kepada umat islam. Dan ketika beliau meninggal, beliau masih memiliki kekayaan lebih dari 1,9 triliun. Dan sahabat-sahabat nabi yang lainnya juga kaya rasa dan tetap rendah hati serta terus berbagi kepada sesama menggunakan kekayaannya tersebut. 

Jadi, mulai sekarang jangan takut menjadi kaya karena :
1. Harta memang tidak di bawa mati, tapi amal jariyah darii harta yang kita belanjakan di jalan Allah itulah yang akan memperberat timbangan amal kebaikan kita saat hisab.

2. Tidak masalah hisabnya lama selama penyebabnya karena amal kebaikan kita sangat banyak sehingga di hisab satu persatu dalam waktu yang lama. 

3. Zuhud itu tidak berarti miskin, dan miskin juga belum tentu zuhud. Zuhud adalah kondisi ketika hati kita tidak terikat dengan harta kita. Kita tetap bisa zuhud meskipun kaya raya selama kita menggunakan harta kita untuk kebaikan.

4. Apakah kekayaan menjadikan seseorang menjadi sombong? belum tentu karena setiap orang memiliki pola pikir dan perilaku yang berbeda-beda. Para sahabat nabi meskipun kaya namun mereka tetap rendah hati. Dan orang-orang terkaya di dunia saat ini pun meskipun mereka kaya raya , bisa membeli apapun yang mereka ingin kan tapi mereka tetap menjalani kehidupan secara sederhana dan malah banyak beramal untuk kemanusiaan.

5. Apakah kekayaan membuat kita tidak memiliki waktu bersama keluarga? Belum tetntu juga. Semua kembali pada kemampuan kita dalam memanjemen waktu antara pekerjaan dan keluarga.

Jadi mulai sekarang jangan takut untuk kaya. Niatkanlah agar kekayaan yang kamu miliki bisa membuatmu memiliki kemampuan untuk beramal, membantu sebanyak mungkin orang dan memberdayakan umat.

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Silahkan memberikan komentar dan menunggu saya memberikan balasan terhadap komentar anda.

Lebih baru Lebih lama