Sumber gambar : klikdokter.com
Sebagai manusia kita di wajibkan untuk berikhtiar dan berdo'a untuk mencapai semua impian yang kita inginkan. Dan kita di berikan kebebasan cara berikhtiar dan berdoa sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Ada yang berdo'a sekali dan ikhtiar terus menerus, ada yang banyak berdo'a tapi ikhtiarnya kurang maksimal. dan ada pula yang seimbang dalam bberikhtiar sambil terus berdo'a. Dan yang paling bagus adalah yang ketiga karena ikhtiar dan berdo'a itu seperti dua kaki. Keduanya harus seimbang agar bisa melangkah jauh sampai ke tujuan. Apabila salah satunya tidak seimbang atau di tinggalkan salah satunya tentunya akan kesulitan melangkah ke arah tujuan. Dan akan mustahil sampai tujuan jika meninggalkan keduanya (tidak mau berikhtiar dan berdo'a).
Terkadang dalam sebuah perjalanan ikhtiar dan do'a muncul perasaan lelah dan bosan. Hati mulai mempertanyakan kapan ikhtiarku menunjukkan hasilnya dan kapan do'a-do'aku terkabul? . Tentu saja perasaan tersebut menimbulkan kegundahan yang panjang dan harus di sikapi dengan sabar. Karena tanpa adanya kesabaran maka akan membuat kita menjadi orang yang berkeluh kesah atau bahkan sampai protes kepada Allah. naudzubillahi min dzalik.
Bagaimana cara bersabar sedangkan tubuh dan hati sudah terlanjur lelah sekali sedangkan hasil ikhtiar dan do'a tak kunjung menunjukkan hasilnya?
Memang tidak mudah untuk bersabar dalam situasi seperti ini. Tapi kita dapat melatihnya.
1. Coba intropeksi diri apakah selama berikhtiar dan berdo'a tersebut kita melakukan sebuah dosa atau hal-hal yang tidak baik?. Karena sering kali dosa itu menghalangi terkabulnya do'a-do'a kita.
2. Berusaha untuk berpikir positif kalau Allah memiliki rencana yang lebih baik karena terkadang apa yang menurut kita baik ternyata belum tentu baik bagi kehidupan kita. Dan apa yang menurut kita buruk belum tentu buruk untuk kehidupan kita.
3. Memperbanyak membaca kisah-kisah inspiratif tentang seseorang yang tidak mudah putus asa dalam berikhtiar untuk mencapai tujuannya. Otak dan hati kita memerlukan asupan nutrisi sebagaimana tubuh kita. Apabila tubuh kita memerlukan asupan nutrisi dari makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari maka otak dan hati kita memerlukan asupan nutrisi berupa siraman rohani. Siraman rohani bisa kita dapatkan melalui menghadiri majelis ilmu/ kajian, memperbanyak membaca buku inspiratif dan membaca Al quran beserta terjemahannya. Dengan adanya siraman rohani tersebutlah kita bisa terinspirasi kalau banyak kisah-kisah penuh hikmah yang pernah terjadi dan bisa kita teladani kisah tersebut.
Salah satu kisah inspiratif tentang ikhtiar adalah kisah Ibunda dari nabi Ismail, Ibunda Siti Hajar. Beliau berlari dari bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali untuk mencarikan air minumnya ismail yang masih bayi. Beliau terus berlari walaupun sangat melelahkan tapi tidak berputus asa. Setelah beliau berikhtiar dan berdo'a maka Ibunda Siti Hajar pun bertawakal kepada Allah hingga Allah memberikan pertolongannya melalui pancaran air zam-zam yang berada di bawah kaki Bayi nabi Ismail. Dari kisah tersebut kita pun belajar kalau sering kali kita sudah merasa lelah berikhtiar dan berdo'a sepanjang waktu tapi hasil tak kunjung terlihat. Dan disaat kita bertawakal tiba-tiba Allah mengabulkan semua do'a- do'a kita sehingga tidak ada usaha dan do'a kita yang sia-sia. Allah memberikan surprise atau kejutan kepada hati yang selalu bersandar (bertawakal) kepada-Nya.
Izinkanlah aku bercerita. Ini tentang kisahku, mungkin tak ada apa-apanya jika di bandingkan cerita di atas. Namun, aku berharap cerita ini bisa bermanfaat.
Jadi ketika akhir semester 7 aku mulai mencari proyek penelitian supaya bisa menghemat biaya penelitianku. Namun, ternyata semua proyek penelitian telah habis. Wah, ternyata aku kurang cepat dalam melangkah (batinku kala itu, ah seandainya aku bisa lebih cepat dari kemarin-kemarin tentulah aku dapat proyek). Tapi sekarang semuanya sudah terlanjur terjadi maka tidak ada guna lagi aku menyesalinya. Kemudian aku mengajukan penelitian secara mandiri walaupun ku tahu biayanya tidak murah. Aku mengajukkan beberapa judul dan tak ada satu pun judul yang di ACC karena judul penelitianku di anggap terlalu mainstream. Hal itu terjadi berkali-kali sampai aku merasa sia-sia saja usaha dan do'aku selama ini. Disisi lain teman-temanku sudah selesai penelitian dan mulai mengerjakan skripsi. "Ya Allah, kapan aku bisa seperti teman-temanku? (Batinku mengeluh).
Mereka sudah melangkah sangat jauh sedangkan aku masih diam di tempat dengan berbagai kebingunganku : AKu mau penelitian tentang apa? Tempat penelitian dimana? Biayanya bagaimana? Pembimbingku siapa? Temanku penelitian siapa?"
Hingga akhirnya aku mecoba bertawakal sambil terus mencari judul yang tidak mainstream. Tiba-tiba suatu pagi hari yang cerah aku pun mendapatkan telepon dari salah satu temanku kalau ada tawaran proyek penelitian dosen yang full di biayai dosen, ada asisten dosen yang akan membantu penelitian, tempat penelitiannya tidak terlalu jauh dengan kampusku, ada kelompok penelitiannya, ada tema penelitiannya. Subhanallah, semua kebingunganku terjawab dalam satu waktu yang sama. Alhamdulillah solusi tersebut muncul di waktu yang tepat dan lebih indah daripada yang ku harapkan. Dan akhirnya sejak hari itu aku pun mulai mengikuti penelitian. Semoga aku bisa amanah dan tidak menyia-nyiakan kesempatan penelitian ini. Aamiin.
Tags:
curhat