Hujan di bulan kelima
Wisuda.
Satu kata yang memang pasti di harapkan oleh setiap mahasiswa. Begitu pula
termasuk olehku. Setelah 4 tahun aku berusaha menyelesaikan kuliah dan melewati
berbagai drama kehidupan akhirnya aku
pun bisa wisuda. Aku sangat bersyukur bisa berada di tahap ini padahal
sebelumnya aku hampir putus kuliah karena kehabisan biaya dan merasa
perkuliahanku percuma ketika banyak ilmu yang tidak bisa aku kuasai. Dan aku
juga sempat beberapa kali merasa minder ketika di angkatanku penerima beasiswa
Juang Muda itu dari 6 orang, hanya aku saja yang tidak memiliki keahlian khusus
di bidang tertentu. Teman-temanku memiliki banyak prestasi, pengalaman keluar
negeri, pengabdian dan berbagai pencapaian luar biasa lainnya. Sedangkan aku masih
sibuk berkutat dengan ketidakberdayaanku. Aku masih ingat kala itu aku hamper
mengundurkan diri dari angkatanku karena aku merasa tidak pantas berada di
angkatan itu .
“kalian
semua itu keren banget ya memiliki banyak pencapain!”ucapku sedikit iri
“Kamu
juga keren kok Erfan, kamu selalu ada untuk organiasai Juang Muda!” Puji Irgy
“Tapi
aku tidak sekeren kalian. Aku pun sampai saat ini masih belum jelas langkahku
ke depannya dan aku tidak memiliki keahlian khusus seperti kalian!” keluhku
“Ya
makanya kamu harus menggali potensimu!” ucap Vinny
“Aku
yakin setiap orang pasti diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya secara
seimbang!”ucap Iffa
“Tumben
kamu bijak Fa. Biasanya kan lebay!”ejek Alfa
“Ih,
apaan sih kamu selalu saja menyalahkan aku!”protes Iffa
“Loh
kan fakta!” timpal Alfa
“Kok
jadi kalian yang berantem sih!” tegur Irgy
“Kalian
tuh ya kalau ketemu selalu saja berantem. Giliran salah satunya tidak ada malah
nyariin!” tegur Nawa
“Mungkin
jodoh kali!” ejek Vinny
“Ah,
sudahlah kok jadi membahas aku sama Alfa sih!” protes Iffa
“Jadi
tadi kamu jangan putus asa Erfan,kamu pasti juga bisa seperti kita!”ucap Irgy
“tapi
kayaknya aku memang tidak pantas berada di tengah-tengah kalian!”Keluhku putus
asa
“Lalu?”tanya
Nawa Penasaran
“Aku
ingin mengundurkan diri dari beasiswa ini! Aku tidak pantas
menerimanya!”keluhku
“Jangan
bicara seperti itu. Ku mohon jangan ada yang keluar lagi dari beasiswa ini!”
ucap Nawa Sedih
“Kalau
kamu keluar berarti kamu menyianyiakan peluang beasiswa yang selama ini di
berikan ke kamu loh!” tegur Alfa
“Iya,
coba kamu ingat-ingat lagi berapa banyak orang yang mengikuti seleksi beasiswa
ini namun pada akhirnya hanya sedikit yang lolos dan salah satu yang lolos
adalah kamu. Tolong dong jangan menyianyiakan perjuangamu dulu!” pinta Vinny
“Dan
selama ini kita sudah melewati banyak suka duka bersama-sama. Apakah kamu akan
meninggalkan kita begitu saja?” tanya Iffa
“Ya
bagaimana ya? Aku juga bingung . Aku tidak bisa mengimbangi kalian!” keluhku
“Memangnya
kita menuntutmu untuk seperti kita? Tidak kan?”tanya Vinny
“Lagi
pula setiap orang memiliki potensi unik yang berbeda-beda dan tidak harus sama
seperti yang lain. Jika aku dan teman-teman yang lain itu potensinya di bidang
prestasi, organisasi dan pengabdian di kampus , mungkin kamu punya potensi
diluar itu!” ucap Irgy menenangkan
“Kamu
itu keren banget loh. Disaat aku dan teman-teman yang lain tenggelam dalam
kesibukan dan urusan masing-masing , kamu masih bisa menghandle berbagai
kegiatan di Lembaga beasiswa ini. kamu juga bisa mengikuti kegiatan kerjasama
dengan Lembaga cabang sehingga komunikasi antara Lembaga ini dan Lembaga cabang
bisa terhubung lagi!” puji Iffa
“Nah,
kan kamu itu juga tidak kalah keren. Makannya jangan pernah merasa tidak pantas
lagi. Semua orang itu kan sama saja. Yang membedakan itu seberapa kuat
ikhtiarnya dalam hal kebaikan!”Ucap Nawa
“Nah.,
setuju tuh. Dan berhentilah mengeluhkan ketidakberdayaanmu. Jika kamu fokus
pada kelemahanmu kapan kamu bisa maju? Jika kamu masih mendengarkan orang-orang
yang meremehkanmu serta mengurus hal-hal yang sepele maka kapan kamu bisa
berkembang?”tanya Vinny
“Iya
benar juga ya. Terima kasih banyak ya kalian sudah mau membuka kembali
pikiranku disaat aku hampir putus asa!”Ucapku merasa lega
“Kita
kan keluarga jadi kita harus saling menguatkan satu sama lain!”Ucap Alfa
Dan
sejak saat itu aku pun berusaha untuk bertahan di beasiswa ini. walaupun banyak
hal-hal yang tidak sesuai dengan harapanku namun aku belajar untuk bisa
mengambil hikmah di balik setiap kejadian itu. Dan walaupun kini aku agak
lambat wisudanya namun akhirnya aku bisa menyelesaikan perkuliahan ini.
Dan disaat wisuda itu pun hadir Mayra.
Seseorang yang dulu pernah menjadi alasanku untuk tetap bertahan di
kepengurusan itu walaupun sebenarnya ingin mundur karena banyak hal yang tidak
berhasil aku laksanakan. Dan entah kenapa kini rasa itu pun kembali lagi. Rasa
berharap sekaligus pesimis karena menyadari kalau selama ini Mayra lebih cocok
dengan Irgy. Mayra itu anak organisatoris yang memiliki banyak pencapaian,
bertanggung jawab dan selalu menyempatkan waktunya untuk mengikuti setiap
kegiatan di Lembaga beasiswa Juang Muda walaupun ia memiliki banyak kesibukan
di kampus. Sikapnya yang amanah dan bertanggungjawab membuatku mengaguminya.
Walaupun sempat beberapa kali berkonflik dengan Mayra karena suatu hal. Namun,
hal itu tak pernah mengubah sebuah rasa yang ku miliki. Namun, aku sadar kalau
orang tuaku selalu mengajariku agar aku
tidak mudah memberikan janji atau mengucapkan sebuah kata-kata manis kepada
seorang wanita jika memang belum serius kepadanya. Aku harus menyelesaikan
kuliahku , memiliki pekerjaan yang layak dan barulah setelah itu aku mengambil
keputusan antara memperjuangkan perasaan itu ataukah mengikhlaskannya. Dan satu
prinsipku adalah tidak boleh berpacaran sebelum menikah. Jadi aku harus
pandai-pandai mengendalikan perasaan ini.
Senyuman itu pun masih sama seperti
dulu. Senyuman yang mampu mengusir segala rasa jenuh ku. Dan ia pun memberikan
sebuah pigora berisi lukisan tentang aku dan Gedung rektorat kampusku.
“Selamat
ya mas atas wisudanya!”ucap Mayra dengan tersenyum sambil memberikan lukisan
itu.
“Wah,terima
kasih banyak ya dek. Ini kamu melukis sendiri ya?”tanyaku penasaran
“Iya
mas. Aku baru sadar kalau ternyata aku memiliki bakat untuk melukis!”jawab Mayra
“Hmm,dek
aku boleh tanya?”tanyaku penasaran
“Tanya
apa mas?”Mayra pun balik bertanya
“Setelah
lulus S1, kamu melanjutkan ke S2 apa tidak?”tanyaku penasaran
“Wah,
rupanya kalian sudah ada disini ya. Tadi aku cariin kesana kemari loh!”ucap
Iffa yang tiba-tiba datang bersama Nawa dan Vinny
Belum
sempat Mayra menjawab pertanyaanku tiba-tiba teman-temanku pun datang. Ya aku
merasa agak kurang tepat saja sih momennya namun, aku harusnya bersyukur mereka
mau datang ke wisudaku.
“Wah,
selamat ya akhirnya wisuda. Nggak nyangka loh kamu jadi wisuda cumlaude!”ucap
Irgy sambil menjabat tanganku
“Terima
kasih banyak. Alhamdulillah, Kalian semua juga sangat berjasa dalam
menyemangatiku untuk segera wisuda!” ucapku senang sekali
“Wah,sekarang
sudah wisuda nih. Kira-kira calon sudah ada apa belum?” Ejek Alfa
Duh,
kenapa Alfa bertanya tentang pasangan di momen wisudaku. Kan aku menjadi
canggung dihadapan teman-temanku. Aku harus tetap tenang agar tidak terlihat
salah tingkah.
“Belum
kok. Aku mau berwirausaha dulu setelah ini!”jawabku percaya diri
“Wah,keren
itu. Mau berwirausaha apa Erfan?”tanya Vinny Penasaran
“Insya
Allah mau beternak ayam petelur. Targetnya sih ingin memiliki 50.000 ayam
petelur!” jawabku mantap
“Wah,keren
banget itu. Semoga tercapai ya!” ucap Iffa
“Aamiin!”
ucap kami semua serentak
“Oh
iya Mayra kok sendirian kesini. Teman-teman satu angkatanmu kemana?” tanya Nawa
“Mereka
sudah banyak yang berangkat PKL mbak. Ada juga yang sedang pulang kampung. Filma
sama Ulfia sebentar lagi datang kok!”Jawab Mayra
Benar
juga tak berselang lama kemudian Filma dan Ulfia pun datang.
“Selamat
ya mas!”ucap Filma singkat dan wajah datar
“Iya
makasih dek!”jawabku dengan senyuman
“Yasudah
aku mau pamit pulang dulu!”ucap Filma
“Kok
buru-buru Fil. Kita loh baru sampai sini!” protes Ulfia
“Ya
buat apa disini lama-lama!” ucap Filma
“Ada
masalah apa dek, kok kelihatannya ada yang kamu sembunyikan?”tanya Alfa
“Nanti
ku beri tahu. Saya pamit dulu. Assalamualaikum!” jawab Filma sambil pergi
Kami
berdelapan pun bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan Filma.
“Maafkan
sikap Filma ya. Aku sendiri juga tidak tau Filma kenapa. Nanti aku tanyakan ke Filma
tentang masalah yang dialami Filma. Aku pamit dulu ya. !” Ucap Ulfia
“Fia,kok buru-buru sih. Katanya mau ketemu
sama mas Erfan?” ejek Mayra
“Eh,
aku nggak bilang kok. Udah ya . Assalamualaikum!”ucap Ulfia sambil berlalu
“Wa
alaikum salam!. Jawab kami serentak kompak
Sebenarnya
apa yang terjadi dengan Filma? Dan apa jawaban dari Mayra? Dan apakah Alfa dan
Iffa akan bersatu? Temukan jawabannya di episode selanjutnya.
Tags:
cerpen