Ketika jam istirahat pertama aku kan meminta izin kepada guruku TIK untuk meminjam lab TIK ketika sepulang sekolah. Nah, ketika sepulang sekolah itu guruku TIK meminjamkan kunci Lab.TIK kepadaku. Sehingga ketika sepulang sekolah aku bisa ke lab tik untuk menulis artikel yang di ikutkan dalam lomba blog setingkat karesidenan Kediri. Banyak sekali artikel yang harus ku ketik di lab TIK sehingga aku berada di lab TIK samapi jam 4 sore. Ketika aku sudah selesai mengetik maka ku kunci lab tik nya. Dan aku pun mau pulang. Eh tiba tiba hujan sangat deras sekali. Aku mau tetap pulang tapi aku nggak bawa payung. Kalau aku tetap nekat pulang nanti bukuku dan seragamku bisa basah semua. Yah,terpaksa deh akhirnya berteduh di percetakan depan sekolah.
Tapi ketika jam 3 sore mas rohmat yang menjaga percetakan pun pergi ke Kediri karena ada pekerjaan yang harus segera di selesaikan di Kediri. Akhirnya aku pun percetakannya di tutup. Untungnya di depan percetakan ada kak Agus alumni SMAN 1 MOJO yang sekarang kuliah di IAIN Tulungagung. Aku pun mengobrol dengan kak Agus tentang kehidupan di kampus. Tak terasa detik demi detik telah berlalu. Sekarang sudah jam 16.OO. Aku pun segera sholat ashar di mushola sekolahku. Lalu aku kembali lagi ke percetakan depan sekolah buat mengobrol lagi dengan kak Agus sambil menunggu hujan reda. Namun,sampai jam 18.00 sore hujan juga tak kunjung reda. Akhirnya aku sholat maghrib di mushola sekolah.
Dalam hati aku pun berdo’a :” Ya ALLAH aku mohon semoga hujannya segera reda agar aku bisa pulang dan segera istirahat lalu makan karena sejak tadi siang aku belum makan” . Namun,ternyata ALLAH punya kehendak lain. Hujan malah semakin deras. Akhirnya setelah sholat maghrib aku pun pergi ke warung di dekat sekolah buat beli makanan. Tapi ku lihat uang di kantongku tinggal sedikit. Aku pun merasa agak bingung. Pemilik warung tersebut melihat ekspresi wajahku yang sedang lapar. Akhirnya pemilik warung tersebut memberiku semangkuk bakso dan segelas the hangat gratis. Ya ALLAH terima kasih atas pertolonganmu. Sekarang aku sudah tidak lapar lagi.
Setelah itu aku melihat jam di HP ku menunjukkan pukul 18.30. wah, sudah semakin malam nih, aku harus segera pulang. Akhirnya aku pun pamitan kepada pemilik warung tersebut. Aku juga berpamitan kepada kak Agus. Lalu aku segera mengayuh sepedaku menembus hujan yang sangat deras. Aku tidak peduli lagi baju dan bukuku basah. Yang penting aku bisa sampai di rumah karena aku tidak ingin menjadi beban pikiran kedua orang tuaku. Akhirnya aku pun tiba di tambangan pagak. Ya ALLAH , jembatan bambunya rusak. Akhirnya aku pun menunggu sampai jembatan bambunya selesai di perbaiki. Setelah itu aku pun segera naik ke perahu. Tapi,perahunya tidak bisa di jalankan sekarang karena banyak pohon pisang dan pepohonan besar lainnya yang tumbang dan hanyut di sungai brantas. Apabila kami tetap memaksakan diri untuk menyeberang sungai maka di khawatirkan perahunya akan bertabrakan dengan kayu yang hanyut di sungai brantas. Dan itu dapat membahayakan seluruh penumpang perahu. Akhirnya kami menunggu lebih dari 30 menit sampai kayu yang hanyut benar benar habis. Setelah itu kami baru bisa menyeberang sungai brantas. Dan aku pun dapat melanjutkan perjalananku untuk pulang ke rumah. Ku tempuh jalan raya yang tergenang air hujan sekitar 3 kilo meter. Wah, memang sulit di lewati tapi aku nggak ingin menyerah. Aku tetap mengayuh sepedaku sampai di rumah. Sesampai di rumah aku segera mengeluarkan bukuku dari dalam tas ku dan aku segera berganti pakaian.
Dari semua kejadian itu aku belajar bahwa selama aku mau berusaha untuk menaklukan rintangan yang ada maka aku akan memperoleh jalan keluar yang menyenangkan.