Kita ibaratkan padi sebagai kebaikan dan rumput sebagai keburukan atau hal lain yang tak menyenangkan. Jika kita menanam rumput maka hanya akan tumbuh rumput dan tidak mungkin tumbuh padi.
Begitu pula dengan kehidupan ini. Jika kita berbuat buruk maka kita pasti hanya mendapatkan keburukan dan tak mungkin mendapatkan kebaikan. Misalnya seseorang suka berbohong maka ia pasti akan dijahui dan tidak di percaya oleh orang lain. Ia tak mungkin mendapatkan kebahagiaan dari kebohongannya itu.
Sedangkan kalau kita menanam padi
maka secara otomatis akan tumbuh rumput dan padi meskipun kita tidak menanam
rumputnya. Awalnya rumput hanya menjadi tanaman pengganggu bagi padi. Tapi
kalau kita kreatif maka kita bisa mencabut rumput tersebut dan menjadikannya
sebagai makanan ternak atau kita jual saja rumputnya dan kita mendapat uang.
Rumput yang tadinya dianggap sebagai tanaman pengganggu kini tlah berubah
menjadi sumber keuntungan. Begitu pula dengan kehidupan ini. Kalau kita berbuat
baik maka kita akan mendapatkan kebaikan/hal indah sekaligus hal
buruk/tidak menyenangkan. Misalnya kita bersedekah kepada orang lain maka kita
akan mendapatkan pahala. Namun, disisi lain ada seseorang yang mengatakan kalo
kita pamer. Dalam situasi seperti ini kalo kita berpikir negatif maka kita akan
mudah terpengaruh dan hati menjadi tidak ikhlas dan kesal. Dalam hati berkata :
aku udah sedekah,eh malah dikira pamer,gimana sih tuh orang?
Akhirnya keesokah harinya tidak
sedekah lagi karena takut dikira pamer. Beda halnya kalo kita kreatif dan
berpikir positif maka kita akan bersedekah lagi dilain waktu secara sembunyi
sembunyi agar tidak diketahui orang lain sehingga bisa lebih ikhlas dan tidak
pamer.
Contoh lain dari kisah ini adalah ketika ada seorang remaja yang memilih tidak berpacaran karena sedang fokus studi maka ia pun menjadi remaja berprestasi. Namun,disisi lain ia di ejek oleh teman temannya yang sudah berpacaran. Namun,jika ia bisa bersabar menghadapi ejekan itu dan menjadikan ejekan sebagai latihan kesabaran maka ia akan menjadi remaja yang bermental tahan banting. Jadi kesimpulannya adalah kalau kita menanam keburukan maka kita hanya akan memetik keburukan. Namun, jika kita menanam kebaikan maka kita akan memetik kebaikan sekaligus hal yang tak menyenangkan(rintangan). Namun,ketika kita mampu memanfaatkan hal yang tak menyenangkan(rintangan) sebagai bahan pengalaman dan alat untuk intropeksi diri maka kamu akan mendapatkan tambahan kebaikan dan keuntungan lainnya. Amin
Contoh lain dari kisah ini adalah ketika ada seorang remaja yang memilih tidak berpacaran karena sedang fokus studi maka ia pun menjadi remaja berprestasi. Namun,disisi lain ia di ejek oleh teman temannya yang sudah berpacaran. Namun,jika ia bisa bersabar menghadapi ejekan itu dan menjadikan ejekan sebagai latihan kesabaran maka ia akan menjadi remaja yang bermental tahan banting. Jadi kesimpulannya adalah kalau kita menanam keburukan maka kita hanya akan memetik keburukan. Namun, jika kita menanam kebaikan maka kita akan memetik kebaikan sekaligus hal yang tak menyenangkan(rintangan). Namun,ketika kita mampu memanfaatkan hal yang tak menyenangkan(rintangan) sebagai bahan pengalaman dan alat untuk intropeksi diri maka kamu akan mendapatkan tambahan kebaikan dan keuntungan lainnya. Amin
Itu tadi hanyalah renungan
sederhana namun memiliki makna yang sangat mendalam. Sebenarnya banyak
pelajaran berharga yang ada di sekeliling kita yang telah di sediakan oleh
allah bagi orang orang yang mau berpikir dan memperbaiki diri.
By : mohammad sya'roni
xii ipa 2 sman 1 mojo
roniipa302@gmail.com
By : mohammad sya'roni
xii ipa 2 sman 1 mojo
roniipa302@gmail.com