Menikah tak seindah postingan selebgram


Ketika usia sudah memasuki 20 tahunan ketas, di saat itulah seseorang mulai memikirkan calon pendamping hidupnya. Bahkan tak jarang harus mencarinya kesana-kemari. Ditambah lagi dengan berbagai pertanyaan "Kapan menikah ?" yang menambah suasana horor seorang jomblowan dan jomblowati. Dan ketika ada seseorang yang terkenal melaksanakan pernikahan dengan begitu romantisnya maka bermunculan tim patah hati di kolom komentar. Ada juga tim yang mulai sebar kode untuk segera di nikahi agar bisa segera posting keuwuan di media sosial. Ya mungkin mereka sekedar mengekspresikan sesuatu yang sedang di rasakan. Tapi menurutku rasanya kurang pas jika menyatakan patah hati di kolom komentar kepada seseorang yang sudah menjadi pasangan orang lain. Dan kurang pas pula menebar kode untuk segera di nikahi. Karena mungkin saja ada lawan jenis yang merasa baper dengan kode-kode tersebut sehingga membuatnya tertantang untuk merayu atau mendapatkan si penebar kode.

Tidak dapat di pungkiri kalau pernikahan memang termasuk salah satu momen indah dan bersejarah dalam kehidupan manusia. Namun, menciptakan kebaperan di media sosial rasanya kurang tepat karena di khawatirkan memunculkan pemikiran seperti cinderella. Kita pasti tau drama cinderella yang selalu di siksa oleh ibu dan kakak tirinya. Kemudian setelah menikah, kehidupan cinderella pun penuh kebahagiaan tanpa ada masalah karena segala keperluannya telah di cukupi oleh sang pangeran. Padahal realitanya dalam pernikahan itu pasti ada permasalahan yang terjadi mulai dari perbedaan pola pikir, respon, keuangan dan lain-lain. Sebenarnya permasalahan yang hadir itu adalah hal yang wajar. Tapi jika dari awal pernikahan sudah memiliki pola pikir seperti cinderella yang menganggap  semua permasalahannya akan hilang setelah menikah tentulah akan mengkhawatirkan. Sehingga ketika ia mendapatkan masalah dalam pernikahan atau keinginannya tidak terpenuhi maka ia akan lebih sering mengeluh, menyalahkan keadaan, menyalahkan pasangan dan akhirnya kecewa karena pernikahan tak seindah ekspetasinya. Gejala ini disebut dengan cinderella complex. Menurut Zain.(2016) menyatakan bahwa Cinderella Complex adalah kecenderungan perempuan untuk tergantung secara psikis, yang ditunjukan dengan adanya keinginan yang kuat untuk dirawat dan dilindungi orang lain terutama laki-laki, serta keyakinan bahwa suatu dari luarlah yang akan menolongnya. Mungkin sebagian perempun memiliki naluri dan ketergantungan dan ingin di lindungi itu merupakan hal yang wajar. Akan tetapi jika hal itu berlebihan tentunya menjadi sebuah permasalahan karena seorang perempuan akan merasa tidak berdaya dalam mencukupi keperluannya sendiri sehingga ia selalu menggantungkan semuanya kepada orang lain. Gejala ini tak hanya di pengaruhi oleh kehidupan orang lain tapi juga oleh pola asuh di masa kecil. 

Ternyata dampaknya memang tidak baik jika kita mudah terbawa perasaan dengan romantisme pasangan yang ada di instagram. Lalu bagaimana sikap kita jika ada pasangan selebgram yang menikah?
Tentu saja kita tidak perlu merasa patah hati karena memang yang menikah itu bukan siapa-siapa kita. Bukan seseorang yang pernah menjanjikan sesuatu kepada kita. Lalu kenapa kita mengizinkan hati kita patah?
Selain itu do'akanlah kebaikan untuk mereka dan berusaha terus memperbaiki diri sambil menyadarkan diri kalau realita pernikahan tak seindah apa yang di tampilkan oleh orang-orang di Instagram. Yang ada di instagram hanyalah 10 persen atau lebih sedikit dari kehidupan mereka.  Di balik semua itu ada berbagai kenyataan besar yang tidak mereka tunjukkan. Sehingga kita tidak perlu terlalu banyak berharap akan seromantis itu. Kita kurangi khayalan kita lalu kita mulai merancang rencana masa depan kita. 

Daftar pustaka
Zain,T.S. 2016. Cinderella Complex dalam Perspektif Psikologi Perkembangan Sosial Emosi. Jurnal Indigenous Vol. 1( 1): 92-98

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Silahkan memberikan komentar dan menunggu saya memberikan balasan terhadap komentar anda.

Lebih baru Lebih lama