Setiap kali mau menulis tentang konten kebaikan di Instagram sering kali terlintas keraguan dalam diriku. Ilmuku belum sempurna dan akhlakku belum baik. Lalu pantaskah aku menulis tentang kebaikan?
Apakah sebaiknya nanti saja kalau ilmuku sudah sempurna dan akhlakku sudah baik aku baru menulis hal-hal baik agar aku tak menjadi munafik. Eh tapi bagaimana misal hal itu baru tercapai saat sisa usiaku tinggal satu detik lagi. Pasti rugi sekali karena melewatkan banyak kesempatan berbuat kebaikan hanya karena menunggu satu kesempurnaan. Lalu soal munafik atau tidak itu tergantung kita. Selama kita selalu berusaha menyesuaikan diri dengan sesuatu yang kita tulis dan terus memperbaiki diri, insya Allah kita tidak termasuk orang munafik.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk menulis konten kebaikan, membagikan hal-hal yang menurutku bermanfaat. Dan Alhamdulillh respon teman-temanku baik. Terkadang kita sering di kekang oleh berbagai ketakutan yang sebenarnya itu hanya ada dalam prasangka kita saja.
Tidak perlu menunggu sempurna untuk berbagi kebaikan pada sesama. Sambil berbagi sambil memperbaiki diri.
Apakah sebaiknya nanti saja kalau ilmuku sudah sempurna dan akhlakku sudah baik aku baru menulis hal-hal baik agar aku tak menjadi munafik. Eh tapi bagaimana misal hal itu baru tercapai saat sisa usiaku tinggal satu detik lagi. Pasti rugi sekali karena melewatkan banyak kesempatan berbuat kebaikan hanya karena menunggu satu kesempurnaan. Lalu soal munafik atau tidak itu tergantung kita. Selama kita selalu berusaha menyesuaikan diri dengan sesuatu yang kita tulis dan terus memperbaiki diri, insya Allah kita tidak termasuk orang munafik.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk menulis konten kebaikan, membagikan hal-hal yang menurutku bermanfaat. Dan Alhamdulillh respon teman-temanku baik. Terkadang kita sering di kekang oleh berbagai ketakutan yang sebenarnya itu hanya ada dalam prasangka kita saja.
Tidak perlu menunggu sempurna untuk berbagi kebaikan pada sesama. Sambil berbagi sambil memperbaiki diri.
Tags:
instagramku