Alhamdulillah, akhirnya admin bisa kembali menulis lagi di blog ini.
Kali ini admin menulis tentang baper. Apakah baper itu tandanya belum makan? Bukan, itu sih laper. lalu apa itu baper? Jadi baper itu singkatan dari bawa perasaan. Lalu apakah baper itu salah? sebenarnya baper itu tidak salah. Hanya saja terkadang penempatan lokasi baper itu yang salah.
Kadang kita masih sering baper sama perlakuan orang lain kepada kita misalnya kita berusaha ada untuk orang lain, namun orang lain tidak ada saat kita membutuhkan mereka. Kita berusaha menjaga perasaan mereka, namun mereka semaunya kepada kita. Kita berusaha menjaga perkataan kita kepada orang lain, namun orang lain mengatakan hal-hal yang tidak kita sukai meskipun bisa jadi maksud orang lain baik namun susunan katanya kurang pas dan akhirnya kita mengartikannya dengan persepsi lan dan jadilah kita baper sama perkataan orang lain. Atau ketika berharap orang lain bisa bekerjasama dengan kita . Namun, mereka lebih memilih kerjasama dengan yang lain dan tidak melibatkan kita. Baper ketika bicara lalu di abaikan. Baper ketika obrolan di grub rame lalu kita ikutan chat di grub dan grub langsung sepi atau bahkan ada yang langsung left grub. Baper ketika ada yang sering minta tolong ke kita, lalu setelah ditolongin, kita di bicarakan kejelekan kita dibelakang kita.
Kenapa kita bisa baperan sama orang lain? Ya mungkin yang pertama karena manusiawi kita memiliki perasaan yang merespon segala hal yang terjadi kepada diri kita. Dan mungkin yang kedua karena kita terlalu berharap sama orang lain. Kita berharap orang lain bisa melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan kepada mereka. Kita berharap orang lain bisa memahami keadaan dan keinginan kita. Karena terlalu berharap sama orang lain akhirnya baper dan ujung-ujungnya kecewa. Tiba-tiba teringat sama nasehat ini :
"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang. Maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangi kamu daripada perkara tersebut. Agar kamu kembali berharap hanya kepada-Nya.
"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang. Maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangi kamu daripada perkara tersebut. Agar kamu kembali berharap hanya kepada-Nya.
(Imam Syafi’i).
Kadang diri ini masih belum bisa mengelola dengan baik hati yang telah dititipkan oleh Allah kepada kita. Sehingga ketika kita merasa hati kita tidak nyaman maka pasti ada yang salah atau tidak pas dengan pengelolaan hati kita. Lalu sekarang pertanyaannya apakah baper itu dilarang? ya tergantung sh. Kalau bapernya itu tentang berharap sama manusia dan membuat kita semakit tidak bersyukur dan merasa tidak nyaman ya sebaiknya dikurang-kurangi bapernya. Namun,jika kebaperan itu bisa membuat semakin mantap dalam berdo'a, membuat tumbuh rasa empati kita untuk menolong orang lain dan baper yang membuat kita berada di jalan kebaikan maka itu tidak dilarang. Justru itu adalah baper yang baik. Jadi , kesimpulannya apakah baper itu menjadi sesuatu yang baik apa tidak? Itu semua tergantung bagaimana cara kita mengelola rasa baper tersebut.
Semoga kita semua dijauhkan dari kebaperan yang tidak penting, kebaperan yang membuat kita semakin terpuruk. Dan semoga kita bisa baper terhadap hal-hal yang bisa membawa kita kepada kebaikan.
Sekian tulisan admin kali ini. Disini admin masih sama-sama belajar untuk bisa lebik baik lagi dalam mengelola hati.
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya. Semoga kita masih memiliki panjang umur untuk berjumpa di kisah selanjutnya.
Wassalamualaikum.