Leadhership Camp 2018



Asalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

  Selamat Pagi semuanya. Alhamdulillah setelah beberapa lama berlalu tanpa tulisan, kini pun dapat menulis lagi. Kali ini saya akan menulis tentang kegiatan saya selama mengikuti Leadhership Camp 2018. Kegiatan Leadhership Camp ini merupakan kegiatan pelatihan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa Jawa Timur di Pondok Pak Guru di Pacet,Claket Mojokerto. Kegiatannya itu berlangsung selama 3 hari mulai dari hari Jum'at,28 Desember 2018 sampai dengan hari Minggu,30 Desember 2018. Kegiatannya sangat seru dan inspiratif. Kegiatannya di awali dengan pembukaan, pendirian tenda perkemahan yang di lakukan oleh masing-masing kelompok tenda. Saya kelompok 1 Kegiatan namun untuk kelompok tendanya berada di kelompok 2.




Setelah itu ada Ishoma. Kami makan makanan nasi dan lauk yang di letakkan dalam wadah tampah untuk tiap kelompok tenda. Kami makan secara bersama-sama di lapangan depan Pondok Pak Guru. Tujuan dari hal ini adalah untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dalam hati kami semuanya danmenumbuhkan keakraban serta memudahkan untuk saling mengenal satu sama lain. Kemudian acara pun dilanjutkan dengan pengenalan tentang lembaga dompet dhuafa. Dompet Dhuafa merupakan lembaga zakat yang bergerak di bidang penyaluran zakat dari muzaki kepada mustahik/penerima zakat.

Lembaga dompet Dhuafa memiliki 5 pilar pembangunan yaitu :
1. Pendidikan : Bertujuan untuk memberikan fasilitas pendidikan kepada siswa dan mahasiswa yang mengalami halangan secara finansial namun memiliki prestasi yang baik. Beberapa fasilitas pendidikannya adalah Beastudi Etos, Bakti Nusa, Smart Ekslensia.

2. Ekonomi : Bertujuan untuk memberikan pemberdayaan ekonomi kepada masyarakat supaya dapat memutus rantai kemiskinan sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dhuafa.

3. Kesehatan : Dompet Dhuafa mendirikan berbagai lembaga kesehatan bertujuan untuk memudahkan dalam memberikan pelayan kesehatan kepada kaum dhuafa.

4. Sosial dan Budaya : Bertujuan untuk memberikan teladan social dan budaya hidup yang baik kepada masyarakat.

5. Dakwah : Bertujuan untuk menyebaran kebaikan melalui jalan dakwah kepada masyarakat.

Di dalam dompet Dhuafa terdapat beberapa nila-nilai yang di tanamkannya ,yaitu :
Islam,Universal, Peduli,Responsif,Amanah dan Profesional.

Sedangkan Etos kerja yang dimiliki oleh Dompet Dhuafa yaitu :
Cepat,Cermat,Tepat,Hemat,Bermartabat,Bermanfaat,dan Bermartabat.

Dan kode etik dompet Dhuafa yaitu :
Jujur,Disiplin,Santun,Bekerja keras dan Bertanggung jawab.

    Setelah selesai materi ke satu maka acara pun di lanjutkan dengan perkenalan yang di pandu oleh MC (Mbak Anggun). Dalam perkenalan ini setiap nama akhirannya di tambahkan dengan kata Roma untuk Ikhwan dan Romania untuk Akhwat. Setiap peserta memperkenal nama, kota asal, asal kampus, fakultas dan angkatan. Setelah itu mic di berikan kepada peserta lain yang di sebut namanya dan sambal memberikan origami perahu kertas kepada peserta selanjutnya. Setelah acara perkenalan diri selesai maka dilanjutkan dengan perkenalan diri para panitianya. Malam pun semakin larut. kami pun kembali ke dalam tenda perkemahan untuk istirahat.




Pada pukul jam 3 pagi dilanjutkan dengan kegiatan sholat tahajud bersama lalu sambal menunggu waktu sholat shubuh. Setelah sholat shubuh kami pun menuju ke lapangan untuk senam pagi. Senam maumere dan Sipong yang di pimpin oleh Samsul. Dia adalah peserta LC yang hafal berbagai jenis gerakan senam. Acara senam berlangsung dengan ceria dan menyehatkan. Kami sangat menikmati kegiatan senam pagi. Setelah badan cukup fresh karena senam pagi. Setelah itu maka kegiatan dilanjutkan denga beberapa game seperti kereta terpanjang dan estafet sarung. Setelah puas dengan kegiatan Outbond maka kami pun segera bersih diri dan dilanjutkan dengan sarapan pagi. Lalu kami menuju ke dalam ruang pertemuan untuk mengikuti materi leadership yang mengundang pemateri Pak Dinar Ahadia. Dalam materi leadership ini di awali dengan game abah ambu. Dalam game ini setiap peserta meletkkan tangan tangan kanannya di dekat peserta di depannya yang duduk secara berhadap-hadapan. Salah satu peserta sebagai abu dan satunya sebagai abah.Saat pemateri menyebut kata abah maka peserta yang jadi abah harus berusaha menangkap tangan peserta yang jadi ambu dan peserta yang jadi ambu harus berusaha menghidari tangkapan dari abu. Permainan pun bikin deg-degan dan berlangsung ceria penuh canda tawa. Setelah permainan selesai maka pemateri pun menjelaskan tentang 3 karakter seeorang yang dapat di lihat dalam permainan ini :

1. Ambisius
Sering kali orang yang ambisisus tidak memperhitungkan resiko dan peluangnya sehingga ia akan menemui banyak kegagalan.


2. Pasrah
Orang tipe cenderung pasrah terhadap segala hal yang terjadi. Sehingga ia tidak pernah bisa memanfaatkan peluang. namun,ia terus mendapatkan resikonya.

3. Adaptif
Orang dengan tipe adaptif mampu beradaptasi dengan berbagai keadaan sehingga mampu memperhitungkan resiko dan peluang. Dia dapat menemukan banyak keberhasilan karena memaksimalkan peluang dan meminimalkan resiko.

Sehingga kita harus menjadi orang yang adaptif agar bias menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Dan pada saat ini kita telah berada di zaman milenial. Zaman dimana berbagai aspek kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari teknologi. Adapun ciri dari generasi milenial adalah :
1. Kreatif
2.Gila Gadget
3. Narsis
4. Santai dalam bekerja

Dan dalam berbagai zaman tentunya selalu ada permasalahan yang terjadi. Permasalahan pribadi maupun permasalah kelompok. Dalam menghadapi sebuah permasalahan pun terdapat 2 jenis kendali diri yang dimiliki oleh manusia,yaitu :

1. Kendali Eksternal.
Ibarat sebuah air soda yang berada di dalam botol dan dikocok berulang-ulang. Dan ketika tutup botol itu dibuka maka airnya akan langsung muncrat ke berbagai arah. Seperti itu pula seseorang yang memiliki pengendalian diri eksternal. Ketika ia mendapatkan sebuah permasalahan maka ia langsung menyalahkan orang lain dan berbagai keadaan yang berada di sekitarnya. 3 ciri seseorang yang memiliki pengendalian diri eksternal yaitu :
Blame : Suka menyalahkan segala factor yang berada di luar dirinya.
Excuse : Suka mencari alasan untuk membenarkan tindakannya.
Denial : Merasa dirinya paling hebat/ susah dikasih tau/ sulit menerima nasihat.
Setelah permasalahan selesai ia pun tetap menyalahkan berbagai faktor yang ada diluar dirinya.

2. Kendali Internal
Sedangkan seseorang yang memiliki pengendalian diri internal akan memiliki kendali atas diri mereka sendiri. Adapun ciri seseorang yang memiliki pengendalian diri internal adalah :
Ownership : memiliki amanah dalam suatu perusahaan. Selalu detail dan bertanggung jawab dalam melakukan setiap pekerjaan karena ia merasa memiliki pekerjaan itu sehingga ia akan melakukannya dengan sebaik-baiknya.
Accountability : Melakukan segala sesuatu secara terukur.
Responbility : memiliki tanggung jawab terhadap setiap amanah yang di terimanya.


Setelah materi tentang leadership selesai maka dibuka sesi Tanya jawab 2 pertanyaan. Setelah itu dilanjutkan dengan materi tentang public speaking. Klaus Schwab menyatakan bahwa kemampuan untuk sharing dan negoisasi dibutuhkan untuk generasi mendatang.
    Kita memang perlu menguasai kemampuan untuk sharing dan negoisasi karena dalam kehidupan sehari-hari kita harus membuat kesepakatan, komunikasi, berbagi informasi dengan orang lain. Dan dalam melakukan komunikasi tersebut pun harus dilakukan dengan cara yang tepat. Apalagi ketika kita menjadi seorang pembicara dalam suatu acara. Maka ada beberapa hal yang harus dikuasainya dalam menyampaikan informasi dan komunikasi dalam acara tersebut. Ada 3 hal yang wajib di perhatikan dalam melakukan public speaking,antara lain :

Verbal
Verbal memilik pengaruh 7%. Meskipun pengaruhnya sedikit namun tetap saja penting. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam verbal atau kata-kata yang di ucapkannya.
1. Perbanyak kata-kata yang setara atau sinonim atau persamaan kata.
misal : Jika anda ingin sukses maka anda harus sukses dalam menjalani hari-hari dengan sukses.
Tentu saja kata-kata tersebut akan terasa membosankan karena ada kata-kata yang terus di ulang. sehingga perlu di ganti dengan sinonim kata sukses. misalnya : Jika anda ingin sukses maka anda harus berhasil menghadapi berbagai rintangan yang ada dala kehidupan anda agar anda dapat Berjaya dan berkembang.

2. Memakai kata-kata yang melihatkan indra audiens.
misal : Coba anda lihat, coba anda pikirkan, coba anda bayangkan, coba anda rasakan, dll.

Vokal
Pengaturan nada suara atau vokal memiliki pengaruh 38%. Apabila kita berbicara dengan intonasi yang terus mendatar tentunya akan sangat membosankan dan mengantuk. Sehingga intonasi atau vocal perlu diperhatikan. Menghidupkan kata-kata kunci yang mudah diingat dengan cara :
meninggikan volume, mengayun intonasi, memperlambat tempo dan mengulang kata-kata tertentu.

Visual
Ekspresi wajah, gerakan tangan seperti menunjuk sesuatu memiliki pengaruh 55% karena visual Bahasa tubuh sangat mempengaruhi perhatian dari audiens.


Setelah itu dilanjutkan dengan materi tentang kebencanaan yang di pandu oleh Bu Dian Harmuningsih,ST,MM. Beliau adalah Ketua sekertariat Relawan Penanganan Bencana.
Indonesia merupakan wilayah yang seringkali terkena bencana alam sehingga kita harus bisa hidup harmony atau selaras atau mampu beradatasi dengan bencana alam. Dalam penanganan bencana alam terdapat 3 jenis ,antara lain :
1. Tahap pra bencana untuk memanajemen resiko bencana yang bertujuan mengurangi resiko bencana. Kegiatannya berupa mitigasi atau kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yang akan terjadi di kemudian hari.

2. Saat tanggap darurat bertujuan untuk memanajemen kedaruratan/penanganan darurat. Kegiatannya berupa siaga darurat, tanggap darurat, transisis darurat, komando.

3. Pasca bencana bertujuan untuk memanajemen pemulihan pasca bencana. Kegiatannya berupa rehabilitasi, rekonstruksi dan koordinasi.

Pada malam harinya kami pun mengikuti kegiatan wawasan evakuasi korban bencana alam. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pentas seni. Setelah kegiatan pentas seni selesai maka kami pun tidak langsung istirahat. Namun,kami langsung melakukan jurit malam atau jelajah alam di malam hari melewati jalan setapak di tepi sawah dan selokan. Jalan yang sempit ,gelam,licin dan penuh bebatuan. Sehingga kami harus melintasinya dengan hati-hati. Kami juga harus menjaga lilin yang kami pegang agar tetap menyala sampai dengan tujuan. Dan di setiap pos harus ada password yang harus di ucapkan. Pasword tersebut diberitahukan dipos sebelumnya. Di pos pertama tentang wawasan profil dompet dhuafa. Di pos 2 tentang kerjasama tim dalam menyusun sebuah gambar.. Dan setelah melewati pos 2 aku melihat sesosok yang berdiri tegak di tengah sawah dan diam. Aku sempat berpikir mungkinkah sesosok itu adalah........ Ah ,sudahlah  abaikan saja. Aku harus tetap focus menyelesaikan jurit malam ini. (Dan setelah saya konfirmasi ke panitia ternyata sosok yang diam dan berdiri tegak di dekat pos 2 hanyalah orang-orangan sawah yang di bungkus plastic putih.Ya karena saat jurit malam itu suasananya gelap jadi boneka orang-orangan sawah itu terlihat samar-samar seperti sosok lain.). Kemudian di pos 3 dilanjutkan dengan pembuktian cinta Tanah air. Dan di pos 4 dilanjutkan dengan praktek evakuasi jenazah korban bencana alam. Di pos 5 dilanjutkan dengan evaluasi kegiatan di pos 1 sampai pos 4 terkait dengan kepemimpinan ketua tim dan kerja sama dengan para anggotanya. Setelah itu kami langsung kembali breistirahat ke dalam tenda sampai tiba waktunya sholat subuh berjamaah dan di lanjutkan dengan senam pagi.

Pada pagi harinya kami pun mengikuti senam pagi lagi. Setelah itu kami pun mengikuti berbagai kegiatan outbond terakhir seperti spider way, merayap, lompat tali 1 tim, dan estafet air.
Outbondnya basah-basahan dan sangat seru sekali. Setelah selesai bermain game outbon maka kami pun mengikuti  materi yang terakhir adalah materi tentang kerelwanan yang di sampaikan oleh Pak Andriansyah. Beliau adalah manajer Dompet Dhuafa wilayah Jawa.

Volunter di era milenilal
Volunter di era milenial itu bersifat volunteer 360 yaitu volunteer yang menyeluruh di segala aspek kehidupan yang di butuhkan oleh para korban bencana alam. Kategori volunteer atau relawan ada 3 yaitu :
1. Relawan umum : Relawan yang harus bias dan siap untuk di tempatkan di segala kondisi. Relawan jenis ini tidak memerlukan spesifikasi khusu karena harus bias banyak hal.

2. Relawan Khusus : Relawan yang harus memiliki spesifikasi atau keahlian tertentu.

3. Super Volunter : Relawan/tokoh yang memberikan pengaruh atau jasa yang sangat besar terhadap dompet dhuafa. Contoh pak Ridwan kamil, Seseorang yang mewakafkan ribuan meter tanahnya untuk Dompet dhuafa dll.


Adapun karakterisitik dari dari volunteer milenial yaitu :
1. Mudah dan cepat bergerak serta memiliki inisiatif yang tinggi.
2. Memiliki wawasan dan jaringan yang luas.
3. Sadar akan momentum.
4. Mau terus belajar.

Relawan tidak digaji bukan karena tidak memiliki nilai. Namun, karena tidak ternilai.
(Anies Baswedan)

Ada beberapa level apresiasi terhadap relawan :
1. memenuhi kebutuhan fisiologis relawan seperti makanan, minuman dan waktu istirahat.
2. Memberikan rasa aman,nyaman dan kebahagiaan karena menolong orang yang membutuhkan bantuannya.
3. Memberikan fasilitas social (bias menolong orang), Relasi dan family ( mendapat keluarga atau jaringan baru di berbagai tempat baru ).
4. Apresiasi pencapaian.
5. Apresiasi aktualisasi diri.

Terdapat beberapa kode etik relawan antara lain :
1.Relawan tidak mengadakan kegiatan diluar agenda yang telah ditetapkan dengan mengantasnamakan Dompet Dhuafa
2. Relawan tidak melakukan penghimpunan dana kecuali melewati rekening dompet Dhuafa
3.Relawan bekerja dalam satu tim dan tanggung jawab atas pekerjaannya, berkordinasi serta mematuhi setiap keputusan yang berlaku
4.Relawan tidak menjanjikan bantuan dalam bentuk apapun kepada mustahik sebelum mendapatkan persetujuan oleh GM di divisi dimana relawan yang bersangkutan melaksanakan program
5.Perilaku relawan harus bersahabat, mempunyai sopan santun dan menghormati semua tim yang bekerja bersama mereka
6.Relawan dapat menggunakan sumber daya peralatan yang ada dengan tepat dan menjaganya secara baik layaknya menjaga peralatan pribadi mereka (alat tulis kantor, kendaraan, kamera, dan lain-lain) dan digunakan hanya untuk keperluan dan tujuan organisasi.
7.Relawan harus bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari setiap kegiatan yang mereka lakukan. Relawan tidak akan mendapatkan penggantian atas kehilangan/kerusakan peralatan pribadi, reputasi atau pendapatan atau luka fisik yang disebabkan oleh tindakan mereka sendiri yang tidak dianjurkan oleh koordinator relawan.
8.Semua pengeluaran pembayaraan yang dikeluarkan oleh relawan dalam mengemban misi yang telah ditetapkan Dompet Dhuafa akan diganti sesuai dengan jumlah pengeluaran berdasarkan persetujuan dari masing-masing koordinator di divisi/cabang.

Itu adalah materi terakhir di hari ketiga. Setelah itu kami langsung packing barang-barang lalu bertukar kado dan dakhiri dengan berfoto bersama. setelah itu kami pun pulang kerumah masing-masing. Sungguh saya merasa sangat beruntung sekali dapat mengikuti kegiatan ini. Karena kegiatan ini mampu membuka mata saya kalau sejatinya kita hidup itu bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan diri sendiri saja. Namun, untuk untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT dan terus memberikan kontribusi sesama manusia . Minimal dalam kita melakukan #1hari1kebaikan agar senantiasa kehidupan kita menjadi penuh kebermanfaatan dan keberkahan. Aamiin.

Wassalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Lebih baru Lebih lama