Assalamualaikum Wr.Wb
Selamat malam para pembaca setia Blog yang sederhana ini
Di malam yang sesunyi aku sendiri tak ada yang temani. Eh, kok malah nyanyi sih?
tapi nggak apa-apalah. Lagi pula lagunya juga enak.
Oke,langsung kembali ke masa lalu. Eh, maaf maksudnya kembali ke tulisan awal tadi.
jadi kali ini saya akan menulis sebuah peperangan tak kasat mata. Waduh,tak kasat mata? Serius nih? Duh, aku takuut. Apa yang terlintas di pikiran teman-teman kalau mendengar tentang tak kasat mata? Hantu? Hmm, okelah wajar kok. Soalnya kebanyakan orang mungkin juga akan berpikir seperti itu. Tapi tak perlu takut. Kali ini saya tidak akan membahas hantu.
jadi yang saya maksud dengan perang tak kasat mata adalah sebuah perang yang terjadi di dalam hati manusia. Kenapa di katakan tak kasat mata? Karena orang itu sendiri tak dapat melihat rupa peperangan di dalam hatinya. Ia hanya bisa merasakan perang itu dengan rasa pedih dan gelisah. berbagai hal dapat menjadi pemicu perang di dalam hati. mulai dari konflik dengan diri sendiri karena ketakutan akan hal-hal yang belum terjadi, trauma dengan pengalaman buruk di masa lalu, kegagalan, ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan dan lain-lain. Sedangkan yang berasal dari faktor luar bisa berasal dari konflik dengan orang-orang sekitar misalnya sebuah hobi atau impian yang tidak mendapatkan restu, terpaksa menjalakan suatu tugas hanya karena merasa tidak enak buat menolak amanah tersebut, gesekan kepentingan antar orang satu dengan orang lainnya dan lain-lain. Memang perang di dalam hati tak kasat mata dan mungkin tidak menimbulkan ledakan nuklir. namun, tetap saja sebuah peperangan di dalam hati akan menjadi sebuah bencana yang besar apabila tidak segera di selesaikan. Entah itu akan menjadi racun yang membunuh akal dan hati secara perlahan maupun memutus tali persaudaraan dan menghancurkan kehidupan orang yang berkonflik dengannya. Oleh karena itulah perang di dalam hati harus segera di merdekakan. Memang tak mudah untuk memerdekakan perang di dalam hati karena sering kali ada gengsi untuk meminta maaf duluan, takut malah memperparah keadaan dan lain-lain. namun, bagaimana pun juga perang di dalam hati harus segera di padamkan sebelum perang itu meracuni akal dan hati dan mengubah manusia yang tak berperilaku seperti manusia wajar. Terkadang peperangan dalam hati memerlukan waktu untuk sendiri sambil menenangkan diri. bersabar dan belajar mengikhlaskan segala luka yang pernah ada. memang itu tak akan mudah, namun bukan berarti tak mungkin. Kita pasti bisa memperoleh kemerdekaan hati secara perlahan-lahan. Dan kita harus bicara dari hati-kehati agar seseorang bisa mengerti keinginan masing-masing dan ada keinginan untuk mencapai jalan tengah yang di sepakati bersama agar tak ada luka kedua. Mungkin ini hanya sebatas kata-kata. Tak mudah untuk mempraktekannya. Tapi percayalah, komunikasi dari hati ke hati itu sangat penting untuk menyelesaikan segara konfik perang di dalam hati. setelah segala upaya kau lalui. Maka selanjutnya adalah bertawakal dan berdoa kepada sang Illahi agar di berikan solusi yang terbaik menurut kehendak-Nya.
Sekian tulisan seerhana kali ini. Sampai jumpa lagi di tulisan selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Wassalamualaikum Wr.Wb