RESENSI pelangi jingga


RESENSI
1.      PENDAHULUAN RESENSI
Ø  Judul buku           : Pelangi Jingga
Ø  Penulis                  : Isyka Syukriya
Ø  Penerbit                : Media Pressindo
Ø  Kota terbit            : Yogyakarta
Ø  Tahun terbit          : 2011
Ø  Catatan ke                        : (1) Pertama
Ø  Tebal buku           : 151
Ø  Ukuran buku        : 13 cm x 19 cm
Ø  Jenis kertas           : Kertas buram
Ø  Nomor ISBN       : * ISBN (13) 978-979-788-247-1
* ISBN 979-788-247-0

2.      ISI RESENSI
                          I.            Ulasan tentang judul buku/tema buku.
Dalam buku novel yang berjudul "Pelangi Jingga" sudah terjadi kesesuaian antara judul, tema, dan alur ceritanya karena buku novel ini menceritakan tentang seorang tokoh utama yang bernama Jingga yang terjebak dalam sebuah cinta segitiga. Karena Ello (teman sekelas jingga) menyukai Jingga. Sedangkan hatinya Jingga selalu tertambat pada masa lalu, yaitu Vincent yang kini sekolah di paris. Suatu hari sebuah kecelakaan pada senja yang suram itu telah menyebabkan Jingga kehilangan indra penglihatannya. Namun Jingga tetap ingin melukis pelangi dalam kebutaannya itu. disaat itulah Vincent menemui Jingga orang yang dicintainya.
Dari uraian diatas sudah jelas antara judul dan tema sudah ada kesesuaiannya.

                       II.            Paparan singkat isi buku
Buku ini menceritakan tentang seseorang tokoh utama yang bernama Jingga, yang terjebak dalam cinta segitiga karena Ello (teman sekelas Jingga) menyukai Jingga. Sedangkan hatinya Jingga selalu tertambat kepada Vincent (sahabat Jingga dimasa kecil).
            Suatu hari ketika Jingga ke pesta ulang tahunnya Ello, saat itu Ello ingin mengungkapkan rasa cintanya kepada Jingga. Namun Vincent menelphon Jingga, Jingga pun meninggalkan Ello untuk menemui Vincent. Namun ketika Jingga di jalan tiba-tiba sebuah mobil kuning yang dikendarai Vincent, menabrak Jingga. Sayang Vincent tidak menyadari, bahwa gadis yang ditabraknya itu adalah Jingga. Vincent teringat Jingga dan langsung pergi.
            Tiga jam Vincent menunggu Jingga. Namun Jingga tak datang juga, Vincent marah dan dia langsung pergi kuliah ke paris. Selama Jingga dirawat di rumah sakit, Ello pun setia menemani Jingga.
            Suatu hari saat Jingga masuk sekolah, Ia hendak mengisi formulir lomba melukis yang hadiahnya kuliah di Paris, tapi Ello melarangnya karena Ello cemburu jika Jingga bertemu Vincent di Paris. Namun Jingga tetap mengisi formulir itu. Sejak saat itu Jingga mulai sering latihan melukis.





Disaat semakin dekat dengan hari perlombaan, Jingga membakar semangat Inez agar menang saat lomba. sejak saat itu Inez jadi optimis, dan berani membantah perkataan Stephani yang sombong, Stephani jadi malu. Disaat perlombaan akan dimulai, Jingga yang masih ada di rumah tiba-tiba merasa pandangannya kabur dan semakin gelap, diikuti pusing yang luar biasa, lalu Jingga pun pingsan ketika Jingga berada di rumah sakit, ia divonis buta akibat kecelakaan 3 bulan yang lalu, sehingga ia tidak dapat mengikuti lomba. Sedangkan Ello mulai gelisah, jangan-jangan Jingga tidak mengikuti lomba gara-gara ia telah melarangnya.
            Waktu demi waktu berlalu, Jingga yang buta itu datang ke sekolah bersama Kemuning (kakak Jingga) untuk berpamitan kepada semua warga sekolah, karena Jingga mengundurkan diri dari sekolah. Teman-teman Jingga pun bersedih, karena mereka kehilangan seseorang yang amat baik hati.
            Di sisi lain mamanya Ello masih mencintai papanya Ello, mamanya Ello dan Ello pun rela tinggal dengan papanya Ello, Vincent dan mamanya Vincent. Sedangkan Jingga yang buta tadi masih melukis, meski ia tak melihat apa yang ia lukis . Disaat itulah Vincent datang dan membelai Jingga. Ketika Vincent bertanya pada Jingga, tentang apa yang ia lukis, dan Jingga menjawab kalau ia melukis pelangi. padahal Jingga sama sekali tidak tahu kalau yang dilukisnya itu pelangi. Ketika Vincent meminta Jingga untuk melukis, Jingga malah menangis dan ia mengatakan bahwa ia tidak bisa melukis, karena ia sudah buta. Jingga mengatakan pada Vincent bahwa ia buta karena ditabrak seseorang yang mengendarai mobil kuning disaat Jingga hendak menemui Vincent. Vincent pun baru sadar bahwa gadis yang ditabraknya adalah Jingga. Vincent sangat menyesal.
            Disisi lain Ello hendak membunuh Vincent, karena Ello tak ingin Jingga mencintai Vincent, karena kejadian itu Ello diusir dari rumah papanya. lalu Ello pergi ke rumah Ibenk, disana Ello, Ibenk dan teman-teman lainnya pesta narkoba, sayangnya mereka ditangkap polisi.
            Sedangkan Jingga sudah bisa melihat lagi setelah melakukan operasi mata, Jingga pun langsung menemui Ello ke penjara, setelah Jingga dapat kabar ini dari ibunya Ibenk, Ello terlihat seperti ling-lung karena tekanan jiwa. Sejak saat itu Jingga berusaha  melupakan Ello.
            kini Jingga sudah berada di Paris, Jingga akan mewujudkan cita-citanya yaitu menjadi seorang Pelukis.

3. Latar belakang Penulisan buku
Buku ini ditulis karena kebanyakan anak remaja yang frustasi akibat terjebak dalam sebuah cinta segitiga, dan buku ini tidak hanya menceritakan cinta monyet, yang begitu-begitu saja, yang sering membuat jenuh para pembaca. Pelangi Jingga tampil dengan sisi baru yang berbeda. Memandang sebuah cinta sebagai sebuah semangat yang hadir dalam kehidupan tokoh-tokohnya. Meskipun terkadang justru bayangan yang menghantui ketika tokoh selalu bergelut dalam kenangan masa kecilnya.

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Silahkan memberikan komentar dan menunggu saya memberikan balasan terhadap komentar anda.

Lebih baru Lebih lama