Kelas : XI IPS 2
Tema :CINTA
HARI-HARI TERAKHIR GUE BERSAMA ILHAM
Perkenalkan nama gue Nita Tri Murti
Dewi, umur gue 17tahun. Gue bersekolah di SMAN 1 Mojo, gue anak satu-satunya
dari pemilik perusahaan terbesar diAsia (Indonesia).Gue memiliki pacar, namanya
M.Ilham Fauzie.Dia anak dari keluarga yang kurang mampu, gue dan dia satu kelas.
Sewaktu hari gue melihat Ilham muntah darah,
“Ham, elo
kenapa?” Tanya gue cemas
“Gue gapapa kok
sayang, kamu tenang aja” kata Ilham
“Tapi Ham, kamu
muntah darah…” kata gue
“Ini udah biasa
sayang, kamu tenang aja” kata Ilham meyakinkan gue
“Kita ke dokter
yuk.Agar elo segera ditangani.” Kata gue
“Gak usah,
sayang …” kata ilham sambil tersenyum
“Ya udah kalau
gitu, gue anter ke uks ya?” kata gue sambil memegang tangan Ilham
“iya” kata Ilham
sambil mengangguk
Sewaktu tiba di
UKS, ternyata disana sudah ada Bisma dan Dicky sebagai petugas piket
“Ilham kenapa
Nit?” Tanya Bisma
“Gak tau nih,
tiba-tiba aja dia muntah darah. Eh tolongin dong.” Kata gue
“Iya. Dic,
bantuin Nita bawa Ilham kekasur, gue mau ngebersihin darahnya dulu.” Kata Bisma
ke Dicky
“Iya” kata Dicky
“Sayang, kamu haus? Aku beliin minuman
dulu ya.” Kata gue
“Iya sayang.” Kata Ilham mengangguk
kecil
Gue pun keluar meningalkan UKS itu dan
sewaktu gue balik, gue mendengarkan percakapan mereka bertiga
“Ham, elo kenapa sih gak mau bilang aja
ke Nita kalau elo itu mengidap kanker darah?” Tanya Bisma
“Gak bis, gue Cuma gak mau ngelihat Nita
sedih.” Kata Ilham sambil duduk dikasur
“Tapi Ham, elo gak kasihan apa sama
Nita? Dia itu khawatir banget sama elo. Apa gue aja yang bilang kalau elo itu
sakit?” Tanya Dicky
“Plisss..gue mohon sama kalian berdua,
angan beritau Nita tentang penyakit gue ini. Gue mohon” kata Ilham
“Oke lah kalau begitu, tapi elo janji
elo bakal sembuh dan elo harus minum obatnya dengan teratur.” Kata Bisma
“Iya gue janji” kata Ilham sambil
tersenyum
Gue yang sedari tadi berada dibalik
pintu mendengarkan pembicaraan mereka, tiba-tiba meneteskan air mata.“Tuhan,
salakah jika aku mencintai Ilham? Aku sayang sama dia, tolong angkat penyakit
dia, Tuhan” gue pun mengusap air mata itu dan masuk kedalam UKS
“Sayang kamu kenapa nangis?” kata Ilham
“E..enggak kok, tadi Cuma kelilipan aja.
Oiya ini minumnya, diminum ya terus segera istirahat.” Kata gue sambil
memberikan minuman itu
“Iya.Sayang, kamu nanti pulang diemput
gak?” Tanya Ilham
“Gak sayang, emang ada apa?” kata gue
“Kamu mau gak nanti sore sepulang
sekolah ikut aku?” Tanya Ilham
“Kemana sayang?” Tanya gue
“Ke suatu tempat yang indah banget.”
Kata Ilham
“Iya sayang, aku mau.” Kata gue sambil
mengangguk kecil
“Oke, nanti sepulang sekolah aku tunggu
diparkiran ya” kataIlham
“Iya.Ya udah kamu istirahat dulu. Aku
mau kembali kekelas” kata gue
Ilham pun hanya mengangguk dan gue
kembali kekelas. Sewaktu didepan kelas gue ketemu sama Bisma,
“Eh Bis, tunggu.” Kata gue sambil
menghentikan langkah Bisma
“Iya, ada apa Nit?” Tanya Bisma
“Emm… gue boleh Tanya sesuatu gak? Tapi
eloharus jawab dengan jujur” kata gue
“Boleh aja. Emang mau Tanya apa?” Tanya
bisma
“Tapi elo janji harus jawab dengan jujur.” Kata gue
“Iya deh gue janji, emang mau Tanya apa
sih?” Tanya Bisma penasaran
“Sebenarnya Ilham itu kenapa?” Tanya gue
“Emm…..” kata Bisma bingung
“Ayolah, kan elo sahabatnya Ilham.Pasti
kamu tau banget tentang dia? Dan elo kan udah janji mau menjawabnya.” Kata gue
“Gue akan kasih tau elo, tapi elo jangan
sedih dan elo juga janji elo gak boleh nangis.” Kata Bisma meyakinkan gue
“Iya gue janji.” Kata gue
“Sebenernya Ilham itu mengidap kanker
darah dan sekarang udah stadium akhir. Gue dan Dicky gak tau lagi harus
bagimana mencari cara agar Ilham mau diajak ke dokter.” Kata Bisma
“Apa??! Yang bener Bis? Bis, elo gak
bohong kan?” kata gue sambil meneteskan air mata
“Gak Nit, ngapain gue bohong sama elo.
Elo jangan nangis dong,elo kan udah janji gak bakal nangis. Gue mau kekelas
dulu ya.” Kata Bisma
Setelah Bisma pergi, gue pun menangis
sejadi-jadinya.“Tuhan, salahkah jika aku mencintai lham?Tuhan, aku mohon jangan
Kau cabut nyawa Ilham. Aku sayang sama dia, Tuhan.”Tiba-tiba bel pulang pun
berbunyi dan gue segera pergi ke parkiran untuk menemui Ilham. Dan kita pergi
ke suatu tempat yang telah dijanjikan sama Ilham.
“Sayang, ini tempat yang aku janjikan
tadi.” Kata Ilham
“Waaahhh… indah banget tempatnya” kata
gue sambil berjalan menuju kesebuah danau
“Iya.Sayang, seandainya aku tiada kamu
jangan sedih ya.” Kata Ilham
Suasana menjadi hening dan gue hanya
mampu menahan air mata ini
“Sayang, kamu janji ya kalau kamu gak
akan sedih sewaktuaku udahpergi.” Kata Ilham
“Ham, elo itu manusia terbodoh yang gue
kenal. Elo kenapa ngomong kayak gitu? Elo gak boleh ngomong gitu.” Kata gue
sambil menahan air mata
“Tapi Nit, aku pengidap penyakit kanker
darah stadium akhir. Dan mungkin umur ku sudah tak panjang lagi” kata Ilham
“Terserah elo mau mengidap penyakit
kanker darah maupun kanker apa kek yang penting gue sayang sama elo, Ham.”
Akhirnya air mata itu jatuh juga
“Tapi inilah kenyataan nya bahwa aku
mengidap kanker darah.” Kata Ilham sambil memeluk gue
“Tapi Ham, elo kan masih bisa berobat ke
Dokter. Gue anter elo ke Dokter ya” kata gue sambil menangis di pelukan Ilham
“Gak usah Nit, percuma” kata Ilham
“Apanya yang percuma?” kata gue sambil
melepaskan pelukan Ilham
“Mending kamu tabung uang itu untukmas
depan kamu,” kata Ilham
“Tapi Ham, kesehatan mu jauh lebih
penting dari pada masa depan aku. Aku ingin hidup bahagia bersama mu.” Kata gue
sambil menangis
“Udah Nit, masa depan kamu masih panjang
dan indah. Udah jam 4 nih, kita pulang yuk.” Kata Ilham sambil mengusap air mat
ague
Malam hari kutemui Papa dan Mama yang
berada diruang keluarga
“Pa, Ma. Kalau seandainya Nita udah
besar, Nita boleh gak memilih pasangan Nita sendiri?” Tanya gue ke papa dan
mama
“Boleh sayang, asalkan kamu bahagia”
kata mama
“Walaupun dia anak dari keluarga kurang
mampu, Ma?” Tanya gue
“Iya sayang. Walaupun dia anak dari
keluarga kurang mampu, Mama dan Papa pasti setuju.” Kata Papa
“Makasihya Pa, Ma” kata gue sambil
memeluk mereka berdua
Keesokan harinya, gue melihat Bisma dan
Dicky lari terburu-buru
“Ehh ..tunggu ..tunggu.. kalian mau
kemana?” Tanya gue
“Elo mau ikut gak? ” Kata Dicky
“Kemana?” Tanya gue
“Udahlah jangan banyak nanya, elo mau
ikut gak?” Kata Bisma
“Iya deh gue ikut.Tapi dispennya?” Tanya
gue
“Dispennya tadi udah gue taruh dikelas
elo. Ayo cepet, kita udah gak banyak waktu nih” kata Bisma sambil menarik gue
Selama diperjalanan guepun
bertanya-tanya dalam hati. “mau kemana sih ini? Kok tumben mereka berdua?
Biasanya kan bertiga? Terus Ilham mana?Lhoh bukannya ini jalan menuju rumah
Ilham?”
“Kita mau kemana sih?Si Ilham
mana?bukannya ini jalan menuju rumah Ilham?”
Itukan rumah Ilham, kok ada bendera
kuning (menunjukkan bahwa ada orang meninggal) jangan-jangan Ilham????
“Jangan bilang, jangan bilang kalau
Ilham……….” Kata gue sambil menggelengkan kepala
“Tapi inilah kenyataan nya Nit. Kamu
yang sabar ya.” Kata Dicky
“Ilhamm??? Enggak..enggak.. ini gak
mungkin.. iiillllhhhhhhhhaaaaaaaaammmmmmmmmmmmmmmmmmmmm…” kata gue sambil turun
dari mobil dan menuju kedalam rumah Ilham
“Ilham..elo bangun Ham.. elo bangunn…
elo gak boleh ninggalin gue Ham,,, Ham… elo bangun.. gue mohon” gue pun
menangis sejadi-jadinya didepan jenazah Ilham
“Sudah nak, sudah. Ilham sudah pergi,
kita ikhlasin aja kepergiannya.” Kata ibu Ilham sambil menenangkan gue
“Tapi bu, aku gak mau kehilangan
Ilham..aku sayang sama dia ..” kata gue sambil menangis
Tiba-tiba, Mama dan Papa gue datang
.mereka duduk disamping jenazah Ilham
“Sudah sayang..” kata Mama sambil meluk
gue
“Ma, Ilham Ma, Ilham..” kata gue sambil
menangis dalam pelukan Mama
“Iya sayang. Mamadan Papa ngerti.” Kata Papa
sambil nenangin gue
“Turut berduak cita ya bu,” kata Mama
sambil bersaliman dengan ibunya Ilham
“Iya bu, sama-sama.” Kata ibu Ilham
“Oiya nak, sebelum Ilham pergi, Ilham
menitipkan sesuatu buat kamu. Sebentar ya, ibu ambilkan dulu.” Kata ibunya
Ilham sambil menuju kekamarnya
“Kamu yang sabar ya Nit, kamu yang
tegar.Kamu jangan sedih. Biarkan Ilham tenang dialam sana” Kata kak Reza sambil
nenangin gue
Kak Reza adalah kakaknya Ilham, wajah
mereka hampir mirip.Kalau ngelihat kak Reza jadi ke inget Ilham. Dan akhirnya
hanya kak Reza yang bisa nenangin gue
“Tapi kak, gue sayang sama Ilham, gue
gak mau kehilangan Ilham.” Kata gue
“Ini nak, ada surat dari Ilham.” Kata
ibunya Ilham sambil menyerahkan surat itu
“Iya, makasih bu.” Kata gue sambil
membuka surat itu yang isinya,
“Dear
Nita,
Sayangku,
mungkin disaat kamu membaca surat ini kita sudah berbeda alam. Kamu jangan
sedih ya, mungkin inilah takdir kita bahwa kita tak bisa bersama dialam nyata
tapi aku akan tetap mencintaimu. Kamu selalu ada dihatiku untuk selama-lamanya.
Kamu aku titipkan ke Kak Reza,dia kakak aku, dia orangnya baik kok sama seperti
aku ^_^ kamu jangan sedih ya, aku selalu mencintaimu dan aku akan menunggumu
disurga.
Love
Ilham”
“Iiiiilllllllhhhhhhhhaaaaaaaaaaaammmmmmmmmmmmmmmmmmmmm……………”
gue pun menangis sejadi-jadinya setelah membaca surat itu
Dan akhirnya gu pun bisa menerima Kak
Reza sebagai pacar ku, walaupun sampai saat ini aku masih mencintai Ilham.
Ilham, terima kasih untuk semuanya.
ILHAM,
I LOVE U, 4EVER AND EVER
-THE
END-
Sinopsis:
Ada
seorang gadis (Nita) yang berasal dari keluarga yang kaya raya, dia memiliki
seorang pacar (Ilham) yang tampan tapi berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Walaupun tidak sederajat tapi mereka saling mencintai, suatu hari Ilham
mengidap penyakit kanker darah stadium akhir akan tetapi Nita tak mengetahui
nya. Hari demi hari penyakit Ilham pun kambuh dan pada saat itulah Nita tau bahwa
Ilham menidap kanker darah.Segala usaha telah dilakukan oleh Nita demi
menyembuhkan penyakit Ilham tetapi usaha tersebut ditolak oleh Ilham dengan
alasan Ilham tak mau merepotkan Nita. Lama kelamaan Ilham tak sanggup lagi
menghadapi penyakit yang dideritanya itu dan akhirnya dia dipanggil oleh Sang
Maha Kuasa. Nitapun menangis sejadi-jadinya ketika dia tau bahwa kekasihnya
telah pergi meninggalkan nya untuk selama-lamanya, Nita beserta sahabatnya
Ilham (Bisma dan Dicky) dan disusul oleh Mama serta Papa nya Nita pergi kerumah
Ilham untuk melayat. Dirumah Ilham, Nita tak berhenti-hentinya menangis, dia
terus menangis, menangis dan menangis. Tak ada satu pun orang yang bisa
menenangin Nita termasuk orang tuanya kecuali Kak Reza (kakaknya Ilham) karena
Kak Reza mirip dengan Ilham, Nita pun jadi sedikit tenang. Sebelum Ilham pergi,
dia menitipkan surat yang isinya bahwa Nita akan dititipkan kepada Kak Reza,
Nita yang dalam hatinya masih menyimpan rasa cinta pada Ilham, akhirnya dia
bisa menerima Kak Reza sebagai kekasihnya (pengganti Ilham). Nita pun berjanji
akan selalu mengenang Ilham didalam hatinya.