BAB 3 Mengapa kaum muda memilih Universitas (Review Buku Self Driving)

Berdasarkan data Depatermen Pendidikan Republik Indonesia tahun 2012 mengumumkan bahwa jumlah peserta SNMPTN adalah 618.804 di tambah yang jalur undangan 236.811. Dan jumlah ini selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 

Apakah ini adalah sebuah kabar gembira?

Sedangkan disisi lain jumlah pengangguran lulusan sarjana juga mengalami peningkatan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah seseorang kuliah itu supaya mendapatkan ilmu dan gelar sehingga lebih mudah untuk bekerja?

Dalam buku ini penulis menjelaskan kalau kebanyakan sarjana itu sebatas memiliki pengetahuan yang di simpan dalam brain memory. Sedangkan untuk menghasilkan manusia yang berpikir di perlukan ketrampilan memindahkan pengetahuan yang di milikinya ke dunia nyata.Dan tindakan nyata tersebut hanya dapat di peroleh melalui latihan berulang-ulang dan di simpan dalam muscle memory. Sayangnya para sarjana tak mendapatkan muscle memory di bangku perkuliahan. Tanpa adanya muscle memory tersebut, mereka tidak bisa menjadi seorang driver.

Terkadang ada seseorang yang berasal dari lulusan suatu kampus yang terkenal dan memegang jabatan penting di sebuah perusahaan. Namun, di posisi mereka selalu terasa ada hal-hal yang kurang pas seperti beberapa gejala ini :
1. Mereka selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
2. Mereka sering mengambil data tapi kurang percaya diri dengan data tersebut.
3. Menghabiskan waktu untuk rapat tanpa hasil yang jelas.
4. Bawahan yang mengambil keputusan.
5. Perusahaan tidak mengalami kemajuan dalam jangka waktu yang panjang.
6. Terjadi banyak permasalahan tapi tidak ada solusi atau ide kreatif untuk mengatasi masalah itu.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena pemegang jabatan penting di posisi tersebut bukan seorang driver. Mungkin secara jabatan mereka berada di atas. Namun, sebenarnya mereka adalah seorang passengger yang suka mencari aman dan takut keluar dari zona nyaman.Sehingga di perlukan seorang driver yang mau berpikir cara mengatasi permasalahan yang ada, mau belajar hal baru, dan mengetahui kemana mereka harus melangkah.

Kondisi  pendidikan di Indonesia

Dalam buku ini di jelaskan bahwa pendidikan di negara kita terlalu kognitif sehingga perusahaan yang merekrut pegawai perlu melatih ulang karyawaan-karywannya agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Lalu mengapa tidak mengubah sistem pendidikannya saja supaya sesuai dengan keperluan di dunia kerja?

Jawabannya karena untuk merubah sistem pendidikan kita itu memerlukan waktu yang sangat panjang karena orang-orang yang menangani bidang pendidikan lebih banyak berkarakter passenger. 

Kedua, sistem pendidikan di Indonesia terbentuk atas dasar UU Sisdiknas yang menyebutkan subjek apa saja harus di berikan pada peserta didik sehingga sangat banyak sekali mata pelajaran yang harus di pelajari oleh peserta didik.

ketiga, Sistem politik conflict of interest yang membuat para politisi berbisnis pada area yang menjadi tanggung jawabnya.  Sehingga urusan percetakan buku di urusi oleh para politisi yang kurang mengerti pentingnya kedalaman pemahaman ilmu dari suatu buku. Mereka hanya mementingkan jumlah buku yang tercetak.

Beberapa hal tersebut menyebabkan sistem pendidikan di indonesia yang overcognitive,  sehingga pola pikirnya perlu di tata ulang. Lalu bagaimana menata ulang pola pikirnya agar bisa menjadi seorang driver yang baik dan tau arah langkahnya?.
Di perlukan beberapa latihan seperti berikut ini :
1. Melatih disiplin diri.
2. Meningkatkan inisiatif dan daya tahan.
3. Melatih kemampuan beradaptasi.
4. Memperjelas sasaran dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal tersebut perlu di latih secara terus menerus agar memiliki  muscle memory yang membuat seseorang mampu menerapkan pengetahuannya di dunia nyata.

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Silahkan memberikan komentar dan menunggu saya memberikan balasan terhadap komentar anda.

Lebih baru Lebih lama