Tentang Resiko Fast Respon

Aku tidak suka membuat orang lain menunggu terlalu lama. Termasuk menunggu balasan chat dariku. Sehingga setiap kali ada chat masuk selalu aku usahakan untuk segera membalasnya. Tak jarang aku membalas chat dengan bahasa yang detail agar mudah di pahami dan tidak menimbulkan banyak penafsiaran. Ya memang menyenangkan sih. Akhirnya komunikasi bisa lancar.
Namun, adakalanya ketika kebiasaan fast responku ini menjadi sesuatu yang kurang pas. Akhirnya setiap ada hal yang perlu di tanyakan pasti selalu di tanyakan kepadaku. Aku tak keberatan dengan hal itu. Tapi terkadang fokusku menjadi terpecah-pecah ketika aku sedang fokus mengerjakan sesuatu kemudian ada chat masuk dan segera ku balas chat itu. Awalnya hanya ingin membalas satu chat saja. namun, ujung-ujungnya keasyikan saling berbalas banyak chat dan akhirnya pekerjaan tadi ku tinggalkan.
Aku merasa keadaan ini sangat toxic bagiku. Aku ingin mencoba sehari saja menjadi orang yang bodo amat terhadap chat, tanpa membuka HP sehari dan fokus mengerjakan sesuatu. Namun, hingga saat ini aku selalu tidak tega membuat orang lain menunggu atau bahkan sampai mencari-cariku. 
Mungkin aku harus belajar mengendalikan diriku dalam merespon chat. Fast respon memang baik tapi tidak harus sepanjang waktu. Gapapa terkadang kalau aku slow respon karena memang sedang mengerjakan sesuatu. Aku tidak perlu merasa bersalah atau pun tidak tega dengan orang lain. Bukankah dengan fokus mengerjakan sesuatu membuatku lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaan itu sehingga bisa berpindah mengerjakan hal lainnya. Termasuk membalas chat setelah pekerjaan selesai kan lebih tenang,
Lebih baru Lebih lama