Kegiatan Voluntrip Dompet Dhuafa Jawa Timur


Assalmualaikum

Salam jumpa lagi.
Pada kesempatan kali ini saya akan menulis tentang kegiatan Voluntrip yang di adakan oleh DDV Jatim pada tanggal 4-6 Oktober 2019 lalu. Tapi saya baru sempat menuliskannya hari ini.
Kegiatan di awali dengan adanya meeting point peserta voluntrip di kantor Dompet Dhuafa Cabang jawa Timur yang berada di jalan Ngagel Surabaya. Kemudian kami pun melakukan persiapan untuk keberangkatan ke Desa Kalianan Probolinggo dengan menggunakan kendaraan Garnisan atau truknya TNI. Karena baru 1 truk garnisan yang datang maka peserta pun di berangkatkan terlebih dahulu dengan di damping 2 panitia. Beberapa saat kemudian truk Garnisan satunya lagi datang sehingga panitia pun bisa melakukan pemberangkatan menyusul peserta ke Desa Kalianan, Probolinggo. Perjalanan dimulai pada jam 4 sore dan memerlukan waktu sekitar 5 jam. Sehingga kami sampai di rumah singgah sekitar jam 9 malam. Ketika mendekatiDesa Kalianan jalannya lumayan curam seperti jalanan di Ngantang-Pujon. Selain itu suhunya juga sangat dingin sekitar 12 derajat celcius. Sehingga kami pun menggingil. Tapi kami sudah membawa jaket tebal sehingga tidak terlalu kedinginan. Sesampai di Desa Kalianan, kami pun langsung menuju rumah singgah dan melakukan Briefing kepada peserta tentang kegiatan yang akan di laksanakan pada keesokan harinya. Sekitar jam setengah 11 malam kami pun segera beristirahat.  Rumah singgah putra dan putri terpisah. Kemudian pada pagi harinya kami pun melakukan sarapan pagi di rumah singgah dengan lauk sayur, telur, daging ayam dan sambel. Kami makan 3 kali sehari. Alhamdulillah bisa makan-makanan berprotein hewani yang baik sebagai sumber energi. Setelah sarapan pagi, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke TK dan SD Kalianan.


Jumlah siswa TK sekitar 10 anak, sedangkan untuk sekolah SD sekitar 46 siswa itu total siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 SD. Sehingga dalam 1 kelas diisi sekitar 6 sampai 8 siswa. Walaupun jalan menuju ke sekolah masih berupa bebatuan dan fasilitas di sekolah masih sederhana tapi saya kagum dengan adik-adik yang semangat untuk mencari ilmu di sekolah ini.


Kegiatan di awali dengan baris di depan sekolah,lalu ada sambutan dari kepala sekolah, ketua RT, Perwakilan kelompok sadar wisata dan di moderator oleh kak Afi. Ketika kak Afi memberi kesempatan adik-adik untuk maju maka da beberapa adik-adik TK yang maju dengan percaya diri dan memperkenalkan dirinya. Wah, keren ya. Saya teringat dulu saat seusia TK saya masih malu-malu.
Di sekolah itu kami memberikan materi tentang pentingnya membuang sampah di tempat sampah, memberikan motivasi tentang semangat meraih cita-cita. Adik-adik terlihat antusias sekali untuk mengikuti kegiatan pagi itu. Dan kami peserta volutrip pun mendapatkan pengalaman baru tentang kegiatan mengajar di sebuah sekolah yang terpencil.
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai maka kami pun membagikan perlengkapan sekolah kepada adik-adik dan dilanjutkan foto bersama. Dan setelah semua siswa pulang bersama dengan wali murid mereka maka kami pun berkumpul di salah satu ruang di kelas untuk mendengarkan sambutan dan ucapan terima kasih dari kepala sekolah karena kami telah menyempatkan waktunya untuk berkunjung dan berbagi inspirasi di Desa Kalianan. Setelah itu kami segera kembali ke rumah singgah untuk ishoma. Dan pada siang hingga sore hari kami pun melaksanakan 3 kegiatan yang di bagi menjadi 3 kelompok yaitu aksi layanan sehat dengan cara memberikan layanan kesehatan Cuma-Cuma kepada warga di Desa Kalianan, Kegiatan social ekonomi berupa kunjungan ke peternakan sapi perah untuk membantu proses pemerahan sapi dan menimba ilmu tentang keiatan perekonomian sapi perah, dan kegiatan bersih 2 mushola yang berada di Desa Kalianan. Dan saya kebagian menjadi penanggung jawab kegiatan Bersih Mushola. Setelah selesai membersihkan mushola maka kami pun segera melanjutkan kunjungan ke tempat pembuatan gula nira.
Perjalanan ke tempat pembuatan gula nira berjarak sekitar 5 KM dari rumah singgah. Kami kesana dengan menggunakan mobil pick up dan melewati jalanan naik turun dan berbatu. Sehingga harus berpegangan kuat dengan bagian tepi pick up agar tidak jatuh ke jalan. Di sepanjang perjalanan itu terlihat banyak pohon kopi. Jadi kopi dan aren itu adalah komoditas pertanian yang banyak di Desa Kalianan dan di kelola oleh kelompok tani. Beberapa saat kemudian kami pun telah sampai di rumah warga yang membuat gula nira atau gula aren.
Proses pembuatan gula aren dimulai dengan menuangkan cairan getah aren ke dalam kwali/wajan dari tanah. Kemudian memanaskan kwali tersebut sambil terus mengaduk cairan aren satu arah sampai gula mengental. Setelah gula mengental maka gula nira siap untuk di masukkan ke dalam cetakkan yang terbuat dari Bambu dengan diameter sekitar 5 cm dan panjang sekitar 7 cm. diamkan sekitar 10 menit maka gula nira pun akan mengeras dan siap dilepaskan dari cetakannya.
Setelah mencicipi gula nira maka kami pun pergi meuju ke kebun kopi yang berada di belakang rumah warga tersebut. Perjalanan di perkebunan kopi yang luas itu perlu menempuh sekitar 1 KM untuk sampai di tempat pengembilan getah pohon Aren. Jalanan di perkebunannya cukup curam dan berbelok-belok sehingga akmi harus turun secara pelan-pelan sambil berpegangan pada tanaman kecil yang ada di dekat jalanan itu. Dan sesampai di ujung kebun kopi itu kami melihat sebuah suangai yang sangat dalam.  Sedangkan di tepi sungai itu di tumbuhi pohon aren yang cukup tinggi sekitar 20an meter. Terlihat seorang bapak-bapak yang sedang mengambil getah aren dan mewadahinya dengan sebuah Bambuo yang telah di potong dengan ukuran 3 liter. Bapak itu hanya menggunakan pengaman berupa tali yang diikatkan tubuhnya ke pohon aren.
 Aku melihatnya saja sudah ngeri karena di tepi pohon aren ada sungai berbatu yang lumayan dalam. Setelah selesai mengmpulkan getah pohon Aren maka kami pun membawa getah aren tersebut ke tempat pengolahan gula Nira tadi.

Setelah itu kami pun segera berpamitan dan kembali menuju rumah singgah. Kami bersih diri dan ishoma. Kegiatan di lanjutkan dengan makrab antara peserta voluntrip dan warga ketika sehabis isya. Kami pun mulai dengan memperkenalkan diri dari salah satu peserta. Kemudian peserta tersebut melemparkan kertasnya ke belakang. Dan peserta yang terkena kertas tersebut harus memperkenalkan diri. Hal itu terus berlangsung dengan seru. Setelah itu di lanjutkan dengan perkenalan para anggota kelompoksadar wisata. Setelah kegiatan selesai maka kami pun menonton bareng film india yang berjudul Taare zameen Par. Drama tentang anak SD yang menderita Disleksia sehingga ia kesulitan untuk menulis dan membaca. Hal itulah yang membuatnya sering membolos sekolah karena tidak tahan di bully temannya, di tegur gurunya dan di tegur kedua orang tuanya. Sikap dia sangat berkebalikan dengan kakaknya yang cerdas. Hingga sampai suatu hari ada seorang guru yang bisa menerima anak itu dan mengajarinya melukis dan ternyata bakat anak tersebut adalah melukis hingga akhirnya ia menjadi juara melukis. Ia juga mulai bisa menulis dan membaca dengan baik berkat kesabaran guru itu dalam mengajari membaca dan menulis kepada anak itu. Filmnya sungguh mengharukan dan inspiratif. Sebagian yang lain ada juga yang membakar singkong dan jagung lalu membagikannya kepada yang mau singkong dan jagung bakar. Setelah pemutaran film selesai maka kami pun segera istirahat.
Pagi hari di awali dengan senam pagi agar badar lebih bugar karena setelah ini kami akan melakukan perjalanan yang cukup jauh yaitu ke Air Terjun Kalipedati yang berjarak sekitar 4 KM dari rumah singgah kami. Kami senam Maumere , Pong sirpong dan juga piquin. Kegiatan senam di pimpin oleh kak Sunawan, kak Afi dan Kak Hani. Kami bisa merasakan keceriaan di pagi itu.
Setelah senam pagi selesai maka kami pun segera sarapan pagi dan mempersiapkan diri untuk perjalanan ke Air Terjun Kalipedati. Perjalanan ke Air Terjun kalipedati di pimpin oleh mas Maulid. Kami melewati sebuah hutan yang jalanannya seperti jalanan di Pujon, banyak tanjakan dan turunan yang berliku dan berbatu. Suhunya memang lumayan sejuk karena pepohonannya rindang. Suasananya masih alami sekali. Dan tempat wisata ini masih dalam tahap awal pembangunan. Untuk jembatan penyeberangan sungainya masih menggunakan bambu yang di susun sejajar karena jembatannya sedang dalam masa perbaikan. Sehingga terasa ngeri sekaligus menantang arena ini adalah pertama kalinya kami menyeberangi sungai melalui sebuah bambu.  Dan akhirnya rasa lelah kami pun terbayarkan dengan indahnya pemandangan di Air Terjun kalipedati. Airnya dingin sekali bagaikan masuk ke dalam kulkas. Tapi asyik untuk bermain air. Sesampai disana kami pun berfoto bersama terlebih dahulu. Baru setelah itu kami foto pribadi dan bermain air sepuasnya. Terlihat air terjun ini masih alami dan banyak bebatuan besar sehingga perlu fokus saat melangkah dari satu batu ke batu lainnya. Tapi justru hal inilah yang membuat wisata terasa seru. Benar-benar berada di alam terbuka setelah berbulan-bulan bersama hiruk pikuk perkotaan. Disini kami merasakan kebahagiaan dari hal-hal sederhana yang terkadang terlupakan karena terbiasa dengan adanya teknologi dan koneksi internet.
Siang harinya kami pun segera kembali pulang ke rumah singgah untuk Ishoma dan menunggu mobil Garnisun datang. Namun, sebelum mobil garnisun datang, kami pun melakukan tukar kado terlebih dahulu. Bermacam-macam kado yang di tukarkan mulai dari buku, kosmetik, aksesoris dan sabun deterjen. Lalu kami juga mendengar kesan dan pesan dari perwakilan peserta sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan acara yang akan datang.
Dan ketika mobil Garnisun datang maka kami pun segera berkemas dan memasukkan barang-barang kami ke dalam truk Garnisun. Sebelum pulang, kami pun bersalaman dan berpamitan dengan warga Desa Kalianan. Suasana berlangsung haru. Walaupun hanya 3 hari tapi banyak kenangan dan pelajaran hidup yang kami dapatkan di Desa Kalianan ini. Semoga kita bisa berjumpa di lain waktu. Aamiin.
Setelah itu kami segera berpamitan dan masuk ke Truk Garnisun. Kami melanjutkan perjalanan pulang ke kantor Dompet Dhuafa jawa Timur. Fii Amanillah semuanya.


Lebih baru Lebih lama