Antara Pendidikan, Karir dan Pernikahan

Assalamualaikum

Alhamdulillah, akhirya berkesempatan lagi untuk menulis di blog yang sederhana ini.  Baiklah hari saya akan menulis tentang Pendidikan, Karir dan Pernikahan. Menurut saya ketiga hal tersebut adalah sesuatu yang selalu berhubungan erat dengan orang-orang seusia saya. Dan menurut saya itu adalah hal yang sangat wajar sekali. Saya sekarang sedang berada di usia perkuliahan semester atas dan hampir selesai. Kemungkinan beberapa teman saya ada yang melanjutkan pendidikannya sampai dengan S2,S3 dan lain-lain. Ada pula yang langsung berkarir seusai lulus kuliah melalui perusahaan maupun membangun usaha sendiri. Dan ada juga yang telah menemukan tulang rusuknya sehingga ingin membangun keluarga melalui pernikahan. Dan mana yang lebih baik?

Menurut saya ketiga-tiganya sama baiknya karena memiliki progres dan tujuan hidup yang jelas. Mereka yang melanjutkan pendidikannya sampai S2.S3 atau Profesor karena mereka mencintai ilmu pengetahuan dan ingin ilmu mereka semakin berkembang serta bisa menghasilkan penemuan yang bermanfaat untuk banyak orang. Mereka yang memilih berkarir karena mereka menyadari bahwa banyak bekal keuangan yang harus di persiapkan untuk menghadapi kehidupan di masa depan. Sehingga mereka mulai menyiapkannya mulai dari sekarang dengan cara bekerja maupun berwirausaha serta berinvestasi. Mereka yang memilih menikah setelah lulus kuliah karena mereka telah memiliki kemampuan untuk membangun keluarga kecil sejak usia muda. Serta dengan menikah mereka ingin memperoleh kehidupan yang berkah, sakinah, mawaddah dan warahmah. Selain itu pernikahan juga sebagai cara untuk menyempurnakan separuh agama kita. Jadi ketiganya sama baiknya. Yang tidak baik adalah ketika kita merasa bahwa pilihan hidup kita adalah pilihan yang paling baik daripada pilihan lainnya sehingga kita menjadi orang yang suka menyalahkan orang lain yang memiliki pilihan yang berbeda dengan kita. Jika kita mau melanjutkan pendidikan ya silahkan lanjutkan pendidikan kita. Jika ingin berkarir ya silahkan berkarirlah. Jika ingin segeramenikah ya silahkan menikah bila sudah mampu bertanggung jawab dalam membangun keluarga. Yang penting kita tidak meninggalkan salah satu dari ketiganya karena ketiga-tiganya juga penting. Kita bisa mengubah urutannya. Misal pendidikan dulu, lalu berkarir, kemudian menikah. Atau bisa juga Pendidikan dulu lalu menikah dan tetap berkarir kemudian melanjutkan pendidikan lagi. Pilihan ada di tangan kita karena kita yang menjalani hidup ini. Namun, juga jangan lupa untuk memohon petunjuk kepada Allah karena kita tidak bisa hidup  tanpa petunjuk dan ridho dari Allah SWT.

Lalu bagaimana dengan saya pribadi?
Kalau saya memilih untuk menyelesaikan pendidikan sampai S1 terlebih dahulu dan belum ada keinginan untuk melanjutkan ke S2. Bukan karena malas kuliah. Namun, memang belum ada saja. Entah jika suatu hari nanti mendapat kesempatan melanjutkan ke S2 insya Allah akan melanjutkan ke S2. Setelah lulus S1 aku ingin bekerja dulu sekitar 3 atau 4 tahun kemudian perlahan-lahan merintis usaha dan setelah itu baru menikah. Jadi target menikah saya sekitar umur 26-27 tahun.

Mengapa tidak langsung menikah saja setelah lulus S1?
Karena saya merasa sebagai seorang anak laki-laki dan anak pertama dalam keluarga maka saya harus bekerja terlebih dahulu agar bisa membantu biaya hidup  orang tua dan adik. Selain itu untuk menikah dan kehidupan setelah pernikahan itu kan juga membutuhkan modal.

Loh apakah tidak percaya dengan adanya rezeki pernikahan?
Saya mempercayai adanya rezeki pernikahan. namun, tidak ada salahnya kan apabila kita berusaha memantaskan diri dari segi finansial. Selain itu menurut saya pernikahan itu bukan sekedar menyatukan 2 orang saja, namun juga menyatukan 2 keluarga yang berbeda. Perlu memiliki persiapan finansial, mental, tanggung jawab dan juga ilmu. Pernikahan itu ibarat sebuah perjalanan yang panjang dan perlu memiliki berbagai bekal agar mampu menghadapi berbagai badai yang terjadi di sepanjang perjalanan.

Yah ribet dong harus menyiapkan ini dan itu?
Bukan ribet sih, tapi memang itu yang harus di persiapkan sejak awal agar tidak kewalahan di tengah perjalanan dalam membangun rumah tangga kelak.


Lalu apakah harus mapan dulu baru kemudian menikah? Nanti telat menikah dong?
Menurut saya tidak harus mapan dulu. Kalau menunggu mapan , punya mobil , rumah mewah dan segalanya ya bakalah tertunda-tunda terus pernikahannya. Todak harus mapan, Namun memiliki penghasilan tetap agar mampu menafkahi keluargaku kelak. Dan menurut saya menikah di usia 27 tahun itu belum termasuk telat bagi seorang laki-laki. Dalam prinsip saya , sebuah pernikahan itu bukanlah ajang perlombaan balap lari yang dimenangkan oleh mereka yang paling cepat menikah. Pernikahan itu tentang sebuah tanggung jawab yang  harus di jalani sampai akhir kehidupan ini.

Apakah berarti saya anti terhadap nikah muda?
Tentu saja tidak. Itu adalah pilihan hidup orang lain. Jadi perlu bellajar untuk menghargai perbedaan prinsip tersebut. mau menikah muda silahkan. Mau menikah nanti di usia tertentu juga silahkan. Yang penting sama-sama bisa mempertanggung jawabkan setiap pilihan yang kita ambil.

Saya pun jadi teringat hal-hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kadang kita melihat kehidupan orang lain begitu sempurna. Enak ya si A bisa lanjut pendidikannya . Yaudah aku juga lanjut pendidikan saja supaya bisa seperti si A. Eh tapi aku pengen seperti si B sih dia sudah memiliki karir yang bagus, gaji besar dan bisa jalan-jalan kemana-mana. ya sudah saya ingin memilih berkarir saja kalau begitu. Tapi saya selalu baper melihat si C yang menikah muda. Mereka terlihat sangat romantis sekali. Saya jadi ingin segera menikah saja. Dan pada akhirnya kita ingin meniru setiap pilihan kehidupan orang lain tanpa mempertimbangkan dulu apakah pilihan tersebut sudah cocok untuk kita ambil saat ini atau belum.

Dan teringat sebuah pepatah dari sahabat saya "Sejatinya hidup itu sawang sinawang". Kita melihat kehidupan orang lain begitu sempurna dan indah padahal kenyataannya tak sesempurna dan seindah bayangan kita. bahkan bisa saja justru orang lain ingin memiliki kehidupan seperti kehidupan yang sedang kita jalani saat ini. Jadi apakah kita akan memilih melanjutkan pendidikan dulu, ataukah berkarir atau menikah muda maka pertimbangkanlah konsekuensi dari setiap pilihan tersebut. Jangan mudah ikut-ikutan orang lain karena kita yang akan menjalani dari setiap pilihan yang kita ambil. Setelah itu jangan lupa untuk menghargai adanya perbedaan pilihan kita dengan pilihan orang lain. Karena saling menghargai itu akan menciptakan ketentraman dalam kehidupan ini.

Sekian tulisan saya kali ini. Mohon maaf apabila ada pendapat yang salah karena masih fakir ilmu. Mohon kritik dan sarannya agar bisa saling melengkapi satu sama lain.

Wassalamualaikum


Lebih baru Lebih lama