Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.
Selamat Pagi semuanya.
Kali ini admin akan menuliskan pengalaman admin selama mengikuti kegiatan wisata Alam Ramadhan bersama Dompet Dhuafa Jawa Timur.
Apa yang terpikirkan ketika sedang berada di bulan puasa? Lemes? Lapar? Mengantuk? Mager dan tidur seharian?
Wah, pasti rugi sekali ya apabila bulan ramadhan yang penuh pahla dan ampunan hanya kita habiskan dengan bermalas-malasan seharian. Padahal belum tentu tahun depan kita masih bisa bertemu dengan bulan ramadhan.
Oleh karena itulah Dompet Dhuafa Jawa Timur mengadakan kegiatan Wisata Alam Ramadhan untuk membuka pikiran kita bahwa saat bulan ramadhan dan kita sedang berpuasa itu bukan alasan untuk bermalas-malasan dan tidur seharian. Justru kita harus tetap semangat di bulan ramadhan. Karena bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh ampunan dan pahala yang berlimpah. Sehingga kita tidak boleh menyia-nyiakan bulan ramadhan.
Acara wisata ramadhan di mulai dengan adanya pendaftaran peserta secara online kemudian di lanjutkan dengan pemberangkatan peserta ke Bumi Maringi Peni Pujon, Batu. Untuk panitia sudah berangkat terlebih dahulu. kemudian pada hari Sabtu,18 Mei 2019 peserta pun di berangkatkan. Terdapat 3 peserta yang di berangkatkan dengan menggunakan grab car dan 4 peserta dan 2 panitia yang berangkat dengan sepeda motor. Perjalanan berlangsung selama 1,5 jam. Dan sesampai di BMP kami pun di sambut dengan area persawahan yang luas dan suhu yang dingin. Di tempat itu terdapat sebuah rumah tempat tinggalnya Ustad hamdan. Beliau adalah seseorang yag di amanahi oleh Bapak Parni Hadi (Pendiri Dompet Dhuafa) untuk mengelola BMP. Nama Bumi Maringi Peni di ambil dari nama almarhum istrinya Bapak Parni Hadi yang bernama Maringi Peni. Sungguh romantis kisah mereka. Kegiatan wisata alam ramadhan ini merupakan kegiatan wisata alam yang pertama kali di laksanakan di Malang. Harapannya setelah adanya kegiatan ini memunculkan kesadaran kita untuk memaksimalkan kebaikan di bulan ramadhan dan menjadi awal mula pembangunan BMP menjadi sebuah tempat pelatihan berbagai kegiatan kampus , maupun sebagai wahana rekreasi agar BMP semakin berkembang dan mampu menyejahterakan petani yang berada di sekitar BMP.
Di tempat tersebut juga terdapat sebuah vila yang terdiri dari 2 lantai sebagai tempat utama pelaksanaan kegiatan Wisata Alam Ramadhan. Acara di mulai dengan pembukaan oleh MC yaitu Mbak Riski dan Debby. Kemudian di lanjutkan dengan tilawah oleh mas Masykur Huda dan sambutan dari Bapak Kholid selaku pimpinan cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur. Lalu di lanjutan oleh Prof Cholicul Hadi dan pemateri oleh Pak Dinar Ahadi.
Materi pertama membahas tentang Training Laedership. Dalam sebuah kepemimpinan terdapat berbagai macam tipe orang mulai dari Quiter, Camper dan Climber.
Quiters adalah seseorang yang memiliki keinginan yang besar namun mudah menyerah dan tidak ada keinginan untuk memperjuangkan keinginan tersebut.
Campers adalah seseorag yang mau memperjuangkan keinginan yang di milikinya namun ia berhenti di tengah jalan karena terjebak pada zona nyaman. Sehingga ia tidak melanjutkan perjalannya padahal sedikit lagi ia telah sampai di puncak.
Climbers yaitu seseorang yang mau berjuang sampai puncak pencapaiannya sehingga ia tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tidak pula terjebak oleh zona nyaman.
Lalu coba evaluasilah diri kita masing-masing. Kita termasuk bagian yang mana? Apakah kita masih termasuk Quiters yang mudah menyerah? Campers yang terjebak zona nyaman ataukah Climbers yang mau berjuang sampai akhir? Kita harus berhati-hati dalam menentukan pilihan agar tidak salah dalam memilih. Karena ketiga pilihan tersebut menggambarkan bagaimana sikap kita dalam menjalani kehidupan.
Kemudian materi di lanjutkan tentang evaluasi amalan kita di bulan ramadhan. Bagaimanakah amal yaumi Ramadhan kita di bulan ini?
Apakah ramadhan kita tahun ini kita lebih baik daripada ramadhan kita tahun kemarin? Apakah kita sudah termasuk orang yang beruntung?
Apakah ramadhan kita tahun ini kita sama saja dengan ramadhan kita tahun kemarin? Apakah kita sudah termasuk orang yang Merugi?
Apakah ramadhan kita tahun ini kita lebih buruk daripada ramadhan kita tahun kemarin? Apakah kita sudah termasuk orang yang celaka?
Coba kita intropeksi diri dan kita cek amal yaumi kita. Jangan-jangan kita termasuk orang yang celaka karena mengalami penurunan amal yaumi saat ramadhan, sengan berbagai alasan sibuk, mager, tidur dan lainlain kita pun menjadi malas-malasan. Padahal belum tentu tahun depan kita masih bisa berjumpa dengan bulan ramadhan. Jadi kita tidak boleh menyia-nyiakan bulan ramadhan ini. Kita harus berusaha sebaik mungkin agar bulan ramadhan ini bisa lebih baik daripada bulan ramadhan tahun lalu sehingga kita tergolong orang-orang yang beruntung. Aamiin.
Selanjutnya acara di lanjutkan dengan istirahat menjelang berbuka puasa dan sholat maghrib. Kami berbuka puasa dengan pepes, tahu, telur , sayuran dan kurma. Ini adalah pertama kalinya saya berbuka puasa dalam acara yang di selenggarakan oleh Dompet Dhuafa Jawa Timur. Selanjutnya di lanjutkan dengan sholat tarawih dan tadarus Al Quran.
Setelah sholat tarawih maka kami pun kembali ke ruang utama untuk mendapatkan materi dari Prof Cholicul Hadi tentang satu kata. Jadi kita di minta untuk mencari satu kata yang paling sesuai dengan diri kita lalu mengembangkan kata tersebut menjadi satu kalimat yang terdiri dari 20-21 kata. Kata yang kita pilih tu menggambarkan tentang sesuatu yang kita prioritaskan dalam kehidupan kita. Dan kalimat yang kita buat tersebut menggambarkan bagaimana cara kita menjelaskan sesuatu yang kita prioritaskan atau yang kita anggap penting. Kemudian kertas yang bersisi kata dan kalimat tersebut pun di putar secara bergiliran di serahkan kepada teman yang berada di sebelah kiri kita dan mereka pun membaca semua kertas itu. hal itu menggambarkan bagaimana cara seseorang dalam merespon dan memahami isi pikiran orang lain. Materinya sederhana namun lumayan seru dan bermakna. Hari pun semakin malam dan dingin.
Di malam hari yang suhunya semakin menusuk tulang pun kami tidak langsung berselimut tebal. Kami ke luar ruangan dan berjalan-jalan ke jalan raya yang agak gelap. Hanya terdapat cahaya bulan yang menerangi jalan raya. Kami mengamati sekaliling kami dan tampatlah pepohonan, kerlip lampu di lereng gunung, tanjakan dan turunan kemudian ada kerikil dan pepohonan. Kami pun berusaha untuk tadabur alam atau mengambil sebuah pelajaran dari alam sekitar. Dan ternyata banyak sekali pelajaran yang kita dapatkan dari tadabur alam tersebut antara lain :
1. Ribuan kerlip lampu di pegunungan hanya mampu menerangi wilayah sekitarnya saja, sedangkan wilayah lainyang jauh dari lampu tersebut tetap gelap. Sedangkan di langit terdapat 1 bulan yang mampu menerangi seluruh daratan yang berada di bumi. Hal ini membuktikan tentang kekuasaan Allah SWT yang mampu menciptakan sesuatu yang besar dan memberikan manfaat bagi ciptaanya serta berkuasa menciptakan sesuatu yang tidak dapat ditiru oleh manusai. Misal manusia ingin menciptakan lampu sebesar bulan. Maka berapa triliun watt yang harus di gubakan? Kabelnya di letakkan dimana? Yang membiayai listriknya siapa? tentulah manusia tidak akan mampu membuatnya. Sehingga kita harus banyak bersyukur kepada Allah terhadap kekuasaan Allah yang telah memberikan banyak fasilitas hidup secara gratis terhadap kita.
2. Disepanjang perjalanan terdapat jalan lurus, belokan, turunan dan tanjakan. Terdapat banyak hal-hal berbeda yang kita temui. Drai hal ytersebut saya pun membayangkan jika semua jalan itu sama lurus semua dan tidak ada belokan, turunan dan tanjakan. Tentulah perjalanan akan terasa sangat membosankan. Begitu pula kehidupan ini. Jika kehidupan ini senang terus, lancar terus tentulah kehidupan akan terasa hampa, membosankan dan tidak bisa memiliki rasa peduli terhadap orang lain. Sehingga dengan adanya kesulitan yang kita hadapi maka kita pun dapat bersabar dan berempati kepada orang lain. Dengan adanya kemudahan , kenikmatan maka kita pun dapat bersyukur dan mampu menolong orang lain.
3. Ketika sore hari kita sangat menikmati udara sejik, namun beberapa bunga layu. Dan di malam hari kita merasa kedinginan. Namun, beberapa bunga tampak segar. dari hal itu akhirnya kita pun belajar bahwa terkadang kita mengeluhkan keadaan yang sedang kita jalani. Padahal bisa jadi diluar sana banyak sekali orang yang ingin sekali berada di posisi kita. Kita mendapatkan kenikmatan yang belum tentu di dapatkan oleh orang lain. namun, kita tidak menyadarinya.
Dan masih banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita tadaburi dari fenomena alam sekitar. Tergantung apakah kita akan peka terhadap fenomena tersebut lalu bermuhasabah diri agar lebih baik ataukah kita cuek terhadap fenomena tersebut dan menganggapnya sebagai hal yang biasa saja.
Malam pun semakin larut dan akhirnya kami beristirahat di kamar masing-masing. Jam 3 pagi dibangunkan untuk qiyamul lail, makan sahur dan persiapan untuk sholat subuh. Kami pun berusaha untuk tidak tidur setelah sholat subuh karena hal itu kurang baik. Setelah bersih-bersih kami pun melanjutkan dengan kegiatan menanam seledri.
Seledri merupakan tanaman sayuran yang biasanya di gunakan sebagai bahan bumbu soto. Kami menanam seledri di lahan yang berada di depan vila penginapan kami. Wah, sudah lama saya tidak menanam tanaman dan kali ini bisa bercocok tanam lagi dengan seru. Kegiatan menanam tanaman itu bukan hanya sekedar menanam saja. Namun, kita juga belajar untuk bersikap lembut kepada tanaman seledri yang akan kita tanam karena akarnya tidak boleh sampai ada yang terputus agar tanaman seledri bisa tumbuh dengan maksimal.
Selain itu dengan menanam tanaman berarti kita juga sudah menanam sumber oksigen yang akan tersebar ke berbagai wilayah di dunia sehingga kita juga ikut sedekah oksigen ke dunia. Sungguh ternyata menanam pohon atau tanaman kecil pun memiliki manfaat yang luar biasa ya.
Beberapa saat kemudian kami telah selesai bercocok tanam maka kegiatan pun di lanjutkan dengan acara petik buah jambu di lahan pertanian warga yang telah memberikan izin kepada kami untuk memetik jambu yang telah di beli oleh DD Jatim. Akses jalan menuju perkebunan jambu pun sangat menurun dan terdapat beberapa belokan sehingga kami harus berjalan dengan hati-hati menuju perkebunan. Kemudian sesampai di perkebunan pun kami di sambut dengan pemandangan indah ketika cahaya matahari menmebus ranting-ranting pepohonan. Terasa seperti di film yang ada di TV. Tak lama kemudian kami telah memasuki perkebunan jambu dan harus naik dengan hati-hati setiap beberapa meter sekali karena model lahannya berupa teras bertingkat dan agak licin karena banyak rumput yang basah di sepanjang lahan perkebunan jambu. Kami pun mengamati buah jambu yang sudah mulai menguning dan matang agar bisa di petik. Ada juga yang berfoto-foto di lahan jambu karena jarang-jarang kalau di kota bisa memetik buah jambu secara langsung. Setelah puas memetik jambu sampai beberapa wadah kresek maka kami pun pulang melalui jalur yang kami lewati tadi. Namun, kali ini kami harus mendaki jalur itu karena lokasi perkebunan jambu itu daratannya lebih rendah daripada jalan menuju lahan perkebunan jambu. Wah, harus tetap semangat nih walaupun sedang puasa namun mendaki jalan sambil membawa jambu yang berat. Namnu, kami tak langsung pulang menuju ke BMP melainkan mampir terlebih dahulu ke petani jeruk dan jambu untuk mengambil 1 kresek jeruk dan 1 kresek jambu yang telah di beli oleh DD Jatim diatas harga normal. Hal ini bertujuan untuk membantu para petani karena harga jual buah ke tengkulak itu sangat rendah. Sedangkan saat di pasar itu harga buah bisa 3 kali liat dariada harga buah di petani. Sehingga harapannya dengan adanya pengelolaan BMP yang lebih maksimal dapat berdampak terhadap tingkat pereknomian petani di sekitar BMP.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke BMP dan berfoto terlebih dahulu. Kemudian di lanjutkan dengan kegiatan bersih diri, pengenalan lembaga Dompet Dhuafa, Pemaparan rencana pengelolaan BMP, dan perpisahan dengan ustad Hamdan. kami pun berpamitan dan segera melanjutkan perjalanan pulang. Harapannya dengan adanya kegiatan wisata Alam Ramadhan ini mampu menambah jumlah volunter atau relawan yang ada di Malang agar lebih mudah dalam mengadakan kegiatan kerelawanan yang ada di Malang. Dan insya Allah akan di adakan Leadership Malang . Untuk tanggal dan tempatnya coming soon ya.
Sekian tulisan kali ini. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya ya.
Wassalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.
Di tempat tersebut juga terdapat sebuah vila yang terdiri dari 2 lantai sebagai tempat utama pelaksanaan kegiatan Wisata Alam Ramadhan. Acara di mulai dengan pembukaan oleh MC yaitu Mbak Riski dan Debby. Kemudian di lanjutkan dengan tilawah oleh mas Masykur Huda dan sambutan dari Bapak Kholid selaku pimpinan cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur. Lalu di lanjutan oleh Prof Cholicul Hadi dan pemateri oleh Pak Dinar Ahadi.
Materi pertama membahas tentang Training Laedership. Dalam sebuah kepemimpinan terdapat berbagai macam tipe orang mulai dari Quiter, Camper dan Climber.
Quiters adalah seseorang yang memiliki keinginan yang besar namun mudah menyerah dan tidak ada keinginan untuk memperjuangkan keinginan tersebut.
Campers adalah seseorag yang mau memperjuangkan keinginan yang di milikinya namun ia berhenti di tengah jalan karena terjebak pada zona nyaman. Sehingga ia tidak melanjutkan perjalannya padahal sedikit lagi ia telah sampai di puncak.
Climbers yaitu seseorang yang mau berjuang sampai puncak pencapaiannya sehingga ia tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tidak pula terjebak oleh zona nyaman.
Lalu coba evaluasilah diri kita masing-masing. Kita termasuk bagian yang mana? Apakah kita masih termasuk Quiters yang mudah menyerah? Campers yang terjebak zona nyaman ataukah Climbers yang mau berjuang sampai akhir? Kita harus berhati-hati dalam menentukan pilihan agar tidak salah dalam memilih. Karena ketiga pilihan tersebut menggambarkan bagaimana sikap kita dalam menjalani kehidupan.
Kemudian materi di lanjutkan tentang evaluasi amalan kita di bulan ramadhan. Bagaimanakah amal yaumi Ramadhan kita di bulan ini?
Apakah ramadhan kita tahun ini kita lebih baik daripada ramadhan kita tahun kemarin? Apakah kita sudah termasuk orang yang beruntung?
Apakah ramadhan kita tahun ini kita sama saja dengan ramadhan kita tahun kemarin? Apakah kita sudah termasuk orang yang Merugi?
Apakah ramadhan kita tahun ini kita lebih buruk daripada ramadhan kita tahun kemarin? Apakah kita sudah termasuk orang yang celaka?
Coba kita intropeksi diri dan kita cek amal yaumi kita. Jangan-jangan kita termasuk orang yang celaka karena mengalami penurunan amal yaumi saat ramadhan, sengan berbagai alasan sibuk, mager, tidur dan lainlain kita pun menjadi malas-malasan. Padahal belum tentu tahun depan kita masih bisa berjumpa dengan bulan ramadhan. Jadi kita tidak boleh menyia-nyiakan bulan ramadhan ini. Kita harus berusaha sebaik mungkin agar bulan ramadhan ini bisa lebih baik daripada bulan ramadhan tahun lalu sehingga kita tergolong orang-orang yang beruntung. Aamiin.
Selanjutnya acara di lanjutkan dengan istirahat menjelang berbuka puasa dan sholat maghrib. Kami berbuka puasa dengan pepes, tahu, telur , sayuran dan kurma. Ini adalah pertama kalinya saya berbuka puasa dalam acara yang di selenggarakan oleh Dompet Dhuafa Jawa Timur. Selanjutnya di lanjutkan dengan sholat tarawih dan tadarus Al Quran.
Setelah sholat tarawih maka kami pun kembali ke ruang utama untuk mendapatkan materi dari Prof Cholicul Hadi tentang satu kata. Jadi kita di minta untuk mencari satu kata yang paling sesuai dengan diri kita lalu mengembangkan kata tersebut menjadi satu kalimat yang terdiri dari 20-21 kata. Kata yang kita pilih tu menggambarkan tentang sesuatu yang kita prioritaskan dalam kehidupan kita. Dan kalimat yang kita buat tersebut menggambarkan bagaimana cara kita menjelaskan sesuatu yang kita prioritaskan atau yang kita anggap penting. Kemudian kertas yang bersisi kata dan kalimat tersebut pun di putar secara bergiliran di serahkan kepada teman yang berada di sebelah kiri kita dan mereka pun membaca semua kertas itu. hal itu menggambarkan bagaimana cara seseorang dalam merespon dan memahami isi pikiran orang lain. Materinya sederhana namun lumayan seru dan bermakna. Hari pun semakin malam dan dingin.
Di malam hari yang suhunya semakin menusuk tulang pun kami tidak langsung berselimut tebal. Kami ke luar ruangan dan berjalan-jalan ke jalan raya yang agak gelap. Hanya terdapat cahaya bulan yang menerangi jalan raya. Kami mengamati sekaliling kami dan tampatlah pepohonan, kerlip lampu di lereng gunung, tanjakan dan turunan kemudian ada kerikil dan pepohonan. Kami pun berusaha untuk tadabur alam atau mengambil sebuah pelajaran dari alam sekitar. Dan ternyata banyak sekali pelajaran yang kita dapatkan dari tadabur alam tersebut antara lain :
1. Ribuan kerlip lampu di pegunungan hanya mampu menerangi wilayah sekitarnya saja, sedangkan wilayah lainyang jauh dari lampu tersebut tetap gelap. Sedangkan di langit terdapat 1 bulan yang mampu menerangi seluruh daratan yang berada di bumi. Hal ini membuktikan tentang kekuasaan Allah SWT yang mampu menciptakan sesuatu yang besar dan memberikan manfaat bagi ciptaanya serta berkuasa menciptakan sesuatu yang tidak dapat ditiru oleh manusai. Misal manusia ingin menciptakan lampu sebesar bulan. Maka berapa triliun watt yang harus di gubakan? Kabelnya di letakkan dimana? Yang membiayai listriknya siapa? tentulah manusia tidak akan mampu membuatnya. Sehingga kita harus banyak bersyukur kepada Allah terhadap kekuasaan Allah yang telah memberikan banyak fasilitas hidup secara gratis terhadap kita.
2. Disepanjang perjalanan terdapat jalan lurus, belokan, turunan dan tanjakan. Terdapat banyak hal-hal berbeda yang kita temui. Drai hal ytersebut saya pun membayangkan jika semua jalan itu sama lurus semua dan tidak ada belokan, turunan dan tanjakan. Tentulah perjalanan akan terasa sangat membosankan. Begitu pula kehidupan ini. Jika kehidupan ini senang terus, lancar terus tentulah kehidupan akan terasa hampa, membosankan dan tidak bisa memiliki rasa peduli terhadap orang lain. Sehingga dengan adanya kesulitan yang kita hadapi maka kita pun dapat bersabar dan berempati kepada orang lain. Dengan adanya kemudahan , kenikmatan maka kita pun dapat bersyukur dan mampu menolong orang lain.
3. Ketika sore hari kita sangat menikmati udara sejik, namun beberapa bunga layu. Dan di malam hari kita merasa kedinginan. Namun, beberapa bunga tampak segar. dari hal itu akhirnya kita pun belajar bahwa terkadang kita mengeluhkan keadaan yang sedang kita jalani. Padahal bisa jadi diluar sana banyak sekali orang yang ingin sekali berada di posisi kita. Kita mendapatkan kenikmatan yang belum tentu di dapatkan oleh orang lain. namun, kita tidak menyadarinya.
Dan masih banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita tadaburi dari fenomena alam sekitar. Tergantung apakah kita akan peka terhadap fenomena tersebut lalu bermuhasabah diri agar lebih baik ataukah kita cuek terhadap fenomena tersebut dan menganggapnya sebagai hal yang biasa saja.
Malam pun semakin larut dan akhirnya kami beristirahat di kamar masing-masing. Jam 3 pagi dibangunkan untuk qiyamul lail, makan sahur dan persiapan untuk sholat subuh. Kami pun berusaha untuk tidak tidur setelah sholat subuh karena hal itu kurang baik. Setelah bersih-bersih kami pun melanjutkan dengan kegiatan menanam seledri.
Seledri merupakan tanaman sayuran yang biasanya di gunakan sebagai bahan bumbu soto. Kami menanam seledri di lahan yang berada di depan vila penginapan kami. Wah, sudah lama saya tidak menanam tanaman dan kali ini bisa bercocok tanam lagi dengan seru. Kegiatan menanam tanaman itu bukan hanya sekedar menanam saja. Namun, kita juga belajar untuk bersikap lembut kepada tanaman seledri yang akan kita tanam karena akarnya tidak boleh sampai ada yang terputus agar tanaman seledri bisa tumbuh dengan maksimal.
Selain itu dengan menanam tanaman berarti kita juga sudah menanam sumber oksigen yang akan tersebar ke berbagai wilayah di dunia sehingga kita juga ikut sedekah oksigen ke dunia. Sungguh ternyata menanam pohon atau tanaman kecil pun memiliki manfaat yang luar biasa ya.
Beberapa saat kemudian kami telah selesai bercocok tanam maka kegiatan pun di lanjutkan dengan acara petik buah jambu di lahan pertanian warga yang telah memberikan izin kepada kami untuk memetik jambu yang telah di beli oleh DD Jatim. Akses jalan menuju perkebunan jambu pun sangat menurun dan terdapat beberapa belokan sehingga kami harus berjalan dengan hati-hati menuju perkebunan. Kemudian sesampai di perkebunan pun kami di sambut dengan pemandangan indah ketika cahaya matahari menmebus ranting-ranting pepohonan. Terasa seperti di film yang ada di TV. Tak lama kemudian kami telah memasuki perkebunan jambu dan harus naik dengan hati-hati setiap beberapa meter sekali karena model lahannya berupa teras bertingkat dan agak licin karena banyak rumput yang basah di sepanjang lahan perkebunan jambu. Kami pun mengamati buah jambu yang sudah mulai menguning dan matang agar bisa di petik. Ada juga yang berfoto-foto di lahan jambu karena jarang-jarang kalau di kota bisa memetik buah jambu secara langsung. Setelah puas memetik jambu sampai beberapa wadah kresek maka kami pun pulang melalui jalur yang kami lewati tadi. Namun, kali ini kami harus mendaki jalur itu karena lokasi perkebunan jambu itu daratannya lebih rendah daripada jalan menuju lahan perkebunan jambu. Wah, harus tetap semangat nih walaupun sedang puasa namun mendaki jalan sambil membawa jambu yang berat. Namnu, kami tak langsung pulang menuju ke BMP melainkan mampir terlebih dahulu ke petani jeruk dan jambu untuk mengambil 1 kresek jeruk dan 1 kresek jambu yang telah di beli oleh DD Jatim diatas harga normal. Hal ini bertujuan untuk membantu para petani karena harga jual buah ke tengkulak itu sangat rendah. Sedangkan saat di pasar itu harga buah bisa 3 kali liat dariada harga buah di petani. Sehingga harapannya dengan adanya pengelolaan BMP yang lebih maksimal dapat berdampak terhadap tingkat pereknomian petani di sekitar BMP.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke BMP dan berfoto terlebih dahulu. Kemudian di lanjutkan dengan kegiatan bersih diri, pengenalan lembaga Dompet Dhuafa, Pemaparan rencana pengelolaan BMP, dan perpisahan dengan ustad Hamdan. kami pun berpamitan dan segera melanjutkan perjalanan pulang. Harapannya dengan adanya kegiatan wisata Alam Ramadhan ini mampu menambah jumlah volunter atau relawan yang ada di Malang agar lebih mudah dalam mengadakan kegiatan kerelawanan yang ada di Malang. Dan insya Allah akan di adakan Leadership Malang . Untuk tanggal dan tempatnya coming soon ya.
Sekian tulisan kali ini. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya ya.
Wassalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.